82 - Lamaran?

4.5K 358 12
                                    

-Aland's Pov

Gue menatap lelaki di depan gue tanpa minat, nih anak mentang-mentang baru pulang dari Oxford kok jadi males-malesan sih. Ya, siapa lagi coba kalau bukan Alano, adik terbangsat gue.

Udah pagi-pagi nelponin gue berkali-kali minta jemput di bandara, udah di jemput minta di anterin ke tempat Aura, parahnya lagi udah gitu minta jemput lagi dari tempat Aura, itu padahal gue baru aja nyampe rumah.

Emang dasarnya Ano itu kembaran terbangsat.

"No, mandi dulu sana. Bau ih, lagian ngapain dih masuk ke kamar gua, kamar lu disebelah ih!" Pekik gue tetapi justru tak dihiraukan oleh Alano.

Ini bunuh adik dosa gak sih?

Pengen rasanya gue bikin si Ano jadi manusia geprek siapa tau laku.

Gue berjalan menghampirinya, kemudian mengoyangkan tubuhnya pelan. "No, keluar ga!" Ancam gue.

Alano membuka matanya malas, "apaan sih, gue ngantuk. Diem deh." Ucapnya marah membuat gue mengernyit.

Nih anak kenapa sih? Gue perhatiin daritadi mukanya asem bener kek cuka.

Eh salah, cuka aja kalah asem sama muka dia.

Berantem gitu sama Aura? Tapi masa iya sih, yakali dia baru pulang udah ngajak berantem.

"Lu kenapa dah, No? Ada masalah?" Tanya gue hati-hati sambil duduk di sampingnya.

Dapat gue dengar ia menghela nafas kasar, kemudian bangkit dari tidurnya. Ia menatap gue sekilas, "kayaknya Aura gak seneng sama kepulangan gue deh, Land." Kening gue sontak mengernyit.

Masa sih?

"Kenapa emangnya?"

"Gak tau, aneh aja. Biasanya kan kalau si pacarnya baru pulang dari luar negeri, si ceweknya pasti seneng sampe pengen ngabisin waktu bareng-bareng. Tapi Aura enggak, Land." Jelasnya dengan murung.

"Tau gak, Land? Padahal gue udah siapin makan malam romantis malem ini, tapi kayaknya batal deh." Tangan gue terulur mengusap bahunya pelan.

"Apa dia udah ada yang baru ya, Land?" Dan kali ini seketika gue layangkan pukulan di bahunya. Ano meringis, "kok di pukul sih?" Tanyanya heran.

"Ya habis elu sih, elu itu bego apa gimana sih? Kalau si Aura udah ada yang baru, buat apa dia bikin cafe pakek nama kalian berdua." Ano terdiam.

"Pikiran lu lagi kacau, mungkin karena lu kecapekan. Mending lu tidur deh, gue izinin lu tidur disini. Gue gak mau lu drop lagi kayak waktu di Oxford." Ucap gue sembari menyuruh Ano kembali tidur.

Ano hanya mengangguk, "gue cinta Aura, Land. Dan akan selamanya begitu." Setelah mengucapkan itu, terdengar nafas teratur dari Alano.

Gue pun menghela nafas, nih anak dua kok kerjaannya berantem mulu. Dasar bocah.

Setelah itu, gue pun segera keluar dari kamar agar tidak menganggu tidur Ano.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00 p.m, tapi masih tidak ada tanda-tanda Ano akan bangun. Gue pun hanya bisa berkacak pinggang menatapnya yang kini tengah terbaring di ranjang gue dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

Clek...

"Land, Ano belum bangun juga?" Gue hanya mengangguk ketika tiba-tiba mamah memasuki kamar gue.

Bunda berjalan mendekati Ano, ia meletakkan telapak tangannya pada dahi Ano yang membuat gue mengernyit. "Kenapa mah?"

"Badan Ano agak panas, kamu beliin obat pereda panas ya di apotek soalnya stok obat di rumah udah abis. Takutnya kalau dibiarin malah drop." Gue pun seketika mengangguk dan dengan cepat menyambar kunci motor untuk pergi ke apotek.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang