69 - Terlupakan

4K 345 44
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dulu ya guys:)

Oh iya, baca juga cerita temen gua, judulnya Forsleep karya Akbar_abam dijamin seru:)

******

Di sebuah kamar, terlihat seorang gadis yang tengah terduduk di ranjangnya sembari terus memerhatikan layar laptop nya penuh harap.

Ia seperti sedang menunggu sesuatu, lebih tepatnya menunggu panggilan dari seseorang.

Ia adalah, Aura. Gadis itu menghembuskan nafas ketika tak mendapatkan apa yang ia tunggu, padahal ia sudah sangat senang sebelumnya ketika mengingat hari ini.

Dalam benaknya, ia bertanya 'apa lelaki itu melupakannya?' tapi ia berusaha tak percaya pada semua itu, ia yakin, lelakinya pasti ingat hari ini.

Ya, Aura saat ini tengah menunggu panggilan video dari Alano di Oxford sana.

Ia bahkan rela tidak tidur demi lelaki itu, perbedaan jam di Indonesia dan Oxford yang membuat mereka tak jarang susah berkomunikasi.

Terlebih, tahun ini Aura sudah memasuki semester terakhir, dan beberapa bulan lagi ia harus sudah mengerjakan skripsi.

"Lu kemana, No?" Tanyanya lirih, ia melirik ke arah jam dinding, tepat jam dua pagi.

Ia mendesah kecewa, kemana Alano? Bukan kah seharusnya disana sudah pukul delapan pagi? Apa lelaki itu belum bangun?

Rasa kantuk sudah mulai menyerangnya, tapi ia tahan. Terlihat beberapa kali ia menutup mulutnya yang menguap.

Hingga sebuah deringan mampu membuatnya tersadar, ia mengerjapkan matanya, lalu seulas senyuman terukir di wajahnya.

Dengan cepat ia menatap ke arah laptopnya, jarinya terulur menerima telpon dari orang yang ditunggunya.

"Hai." Sapa orang itu di sebrang sana dengan muka khas bangun tidur.

Aura menyungingkan senyumnya, "hai." Balasnya.

"Pasti nungguin gue ya?" Aura hanya bisa mengangguk.

"Udah gue bilang jangan nunggu gue, gue lagi sibuk, gue kan udah bilang bukan kemarin." Seketika Aura terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh kekasihnya itu.

Apa maksudnya? Apa ia tidak boleh menunggu telpon dari kekasihnya sendiri?

"Kita udah lama gak ngobrol, No, aku kangen kamu."

Lelaki itu berdecak sebal, "baru juga seminggu, belum setahun, dua tahun." Balas lelaki itu acuh. Bahkan tanpa sadar menaikan nada suaranya.

Aura menatap Alano tak percaya. "Jadi gue ganggu?"

Sadar akan apa yang ia ucapkan, Alano, lelaki itu mengerjapkan matanya. "Bu--bukan gitu, aduh, maafin aku yah. Aku lagi sibuk akhir-akhir ini, tugas aku numpuk, jadinya aku bergadang terus." Jelas Alano.

Ia menghembuskan nafasnya kasar, "kalau capek gak usah telpon gue, e-mail aja gue, gue pasti ngerti kok daripada di telpon tapi lu nya kayak gini." Alano hanya mengangguk.

"Oh iya, disana udah pagi ya? Jam dua kan ya?" Tanyanya sembari melirik jam dinding di kamarnya.

"Iya jam dua."

Setelah itu keduanya terdiam, dalam hati Aura mengumpat kesal. Apa tak ada yang hendak di katakan oleh lelaki itu?

Apa ia benar-benar lupa akan hari ini? Kalau memang benar, sungguh keterlaluan.

"No."

"Ra." Panggil keduanya bersamaan.

"Lu duluan aja, No." Ujar Aura, Alano menggeleng.

"Elu duluan aja."

Aura menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia ragu untuk mengucapkannya. "Ada apa, Ra?" Tanya Alano bingung.

"Em, selama--" baru saja Aura hendak berucap, terlihat seorang gadis yang masuk ke kamar Alano membuat Aura menghentikan ucapannya.

"Alano, where are you? I miss you so bad!" Pekik gadis yang baru saja memasuki kamar Alano, Aura terpaku.

Gadis itu terlihat cantik, kulitnya yang putih bersih dan pakaian yang ia kenakan terlihat sedikit terbuka, Aura benci mengatakannya, tapi gadis itu tampak sangat cantik.

Siapa dia?

Alano menolehkan kepalanya melihat siapa yang baru saja memasuki kamarnya, kemudian tersenyum. "Oh, hei, Dhe. Lu udah pulang?" Tanya Alano pada gadis yang diyakini bernama Dhe.

Alano tampak akrab dengan gadis itu, ia bahkan bangkit dari duduknya dan memeluk gadis itu, sontak membuat Aura sangat terkejut.

Alano mengacuhkannya karena gadis itu? Siapa dia? Kenapa dia berani sekali memasuki kamar kekasihnya?

Bukankah apartemen Alano itu di password? Tapi kenapa gadis itu bisa masuk? Apa gadis itu mengetahui password apartemen Alano?

Atau bahkan, gadis itu tinggal bersama Alano di apartemen yang sama?

"Gue juga kangen elu, Dhe." Aura terlihat kesulitan menelan saliva nya.

"No," lirihnya.

Tapi lelaki itu sama sekali tak mendengar lirihannya, lelaki itu asik memeluk gadis yang ada di hadapannya.

Air mata sudah mengumpul di pelupuk mata Aura. "No, gue matiin ya." Ujarnya.

Sedetik kemudian ia memilih mengakhiri panggilan video tersebut, ia hanya tak ingin semakin lama melihat Alano yang asik berpelukan dengan gadis itu.

Setelah itu, tangis Aura pecah. Dalam hati ia berteriak tak terima.

Apa yang baru saja ia lakukan? Ia menunggu Alano, sedangkan lelaki itu terlihat asik berpelukan dengan gadis yang sama sekali tak ia kenal.

Apa selama ini Alano mengkhianatinya? Apa disana Alano juga punya pacar?

Berbagai pertanyaan berkumpul di kepalanya, dan yang paling menyakitkan adalah.

Lelaki itu sama sekali tak mengingat hari spesial ini, hari jadi mereka yang ke-3 tahun 10 bulan ini.

Bersambung...

******

Yoay, udah update nih.
Gimana sama part kali ini?
Siapa yang kangen sama Alano? Aura juga? Nih udah di kasih:)

Btw, Alano kok jahat sih:(
Kasihan Aura diacuhin:(

Kira-kira, Dhe itu sebenernya siapanya Alano nih? Temen apa temen?

Ada yang mau marah sama Alano? Mau bacok? Bunuh? Lakuin sekarang! Biar mari sekalian, hahaha.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang