67 - Ini Hari Kamis, 'Kan?

4.1K 328 52
                                    

-Aland's Pov

Hari ini rencananya gue akan menjemput Jasmine di kampus, merayakan anniversary gue dan dia yang ke-4.

Gak kerasa, kalau dihitung-hitung udah sekitar 3 tahun Alano pergi. Gak jarang gue video call sama dia.

Ting!

Jasmine Pacar Aland : kak
Jasmine Pacar Aland : hari ini jadi 'kan y?

Gue terkekeh, lalu segera mengulurkan tangannya untuk menjawab message nya.

Aland Ganteng : jadi dong (read)
Aland Ganteng : ini aku otw jemput kamu (read)

Ting!

Jasmine Pacar Aland : yaudah
Jasmine Pacar Aland : jangan lama loh!

Aland Ganteng : iya iya, tunggu yah sayangnya Aland:* (read)

And then? Gak ada balesan lagi dari dia, akhirnya gue hanya bisa menghela nafas dan memasukkan handphone gue ke dalam saku.

Gue langkahkan kaki keluar dari kamar, saat sampai di ruang tamu, dapat gue lihat mamah yang tengah menonton tv.

"Mah," panggil gue.

Mamah menoleh, ia tersenyum ke arah gue. "Kamu mau kemana? Rapih bener?"

"Ngerayain anniversary dong, kenapa? Mamah mau ikut? Udah deh mah, udah tua mah diem aja di rumah gak udah ikut-ikutan takutnya nanti iri." Mamah berdecak sebal.

"Ih sensi amat sih, kali-kali kalau anniversary tuh di rumah napa, kan mamah juga kangen sama Jasmine."

"Emangnya mamah sama papah apa, kalau anniversary di kamar. Udah gitu bikin suara-suara aneh lagi, huft!"

"Ih, kamu suka ngintipin mamah yah?" Gue membelakkan mata menatap mamah. "Ih, mit amit ngintip, mending langsung praktek aja." Jawab gue dihadiahi pukulan dari mamah.

"Awas aja kalau berani! Mamah sunat kamu dua kali!"

"Ih jahat!" Balas gue. "Bodo amat!" Ucap mamah.

"Emang mamah gak mau punya cucu apa?"

"Ya mau lah!"

"Tadi katanya mau sunat Aland dua kali," bela gue.

"Itu kan kalau kamu berani aneh-aneh sama Jasmine duluan, kalau mau nikahin dong! Masa udah pacaran empat tahun gak berani lamar sih, gak gentle." Ledek mamah membuat gue berdecak sebal.

"Au ah, bete sama mamah."

"Jadi kapan kamu bawa Jasmine kesini?"

"Gak mau ah! Jasmine kalau udah ketemu mamah aku nya malah di cuekin!" Jawab gue lantang.

Mamah menggertakkan giginya kesal. "Berani yah kamu sekarang jawab lantang ke mamah, mau mamah potong ua--" gue membelakkan mata.

"Iya! Iya! Ntar kapan-kapan aku ajak Jasmin main ke rumah!" Pekik gue, sedetik kemudian mamah tertawa.

Gue mendengus kesal, mendekat dan beralih menyalami mamah. "Yaudah deh, Aland pergi dulu ya, assalamu'alaikum."

Mamah mengelus rambut gue pelan, "wa'alaikumsalam, hati-hati.

"Oh iya, kamu mau pakek apa jemput Jasmine?"

"Pakek motor papah, mah, udah lama gak pakek motor kan, kangen aja sih."

"Yaudah jangan ngebut ya, harga motor papah kamu itu mahal, sayang kalau kenapa-napa." Ujar mamah.

"Ih, mamah kok malah khawatir sama motor sih daripada aku?" Mamah terkekeh.

"Bercanda, baperan dah, udah sana, mamah mau nonton, ganggu aja kamu!" Gue pun hanya bisa mengelus dada sabar.

Ini gue di usir dari rumah gue sendiri? Aduh, untung gue sayang mamah.

Saat sudah berada di garasi, gue menatap sebuah mobil putih yang sudah lama tak gue kendarai, Alando.

Mobil pemberian bokap sebagai hadiah ulang tahun untuk gue dan Ano.

Sejak gue masuk universitas, bokap ngasih gue mobil baru, dan gue lebih sering pakek mobil baru gue, yang gue beri nama Algan (Aland Ganteng). Whehe.

Lalu pandangan gue teralih pada sebuah motor sport berwarna merah milik bokap yang di beri nama Redly.

Kadang gue mikir, kok keluarga gue namain semua kendaraan mereka ya?
Bahkan mobil bokap pun punya nama, yaitu Gana. Diambil dari nama belakang bokap.

Tak menunggu lama, gue pun langsung menaiki motor dan berlalu meninggalkan rumah.

***

Setibanya di depan rumah Jasmine, gue memarkirkan motor gue di samping gerbang rumahnya.

Gue pun turun dari motor, kemudian seulas senyuman mengembang di bibir gue ketika melihat seorang gadis yang tengah terduduk di teras rumah.

Gue melambaikan tangan ke arahnya, "hai, kok nunggu di luar?" Tanya gue ketika telah berada di depannya.

Siapa lagi kalau bukan Jasmine. "Iya, soalnya papah tadi berangkat ke kantor, jadinya kunci rumah ya dibawah papah." Gue pun hanya mengangguk.

Gue lupa bilang, selama pacaran sama Jasmine, gue udah kenal deket sama papahnya, kalau kalian nanya mamah Jasmine? Beliau udah meninggal setelah melahirkan Jasmine.

"Mau langsung pergi?" Tanya gue. Ia mengangguk, "iya, ngapain juga kan kita lama-lama disini." Gue terkekeh.

Gue raih tangannya untuk digenggam, saat hendak melangkah, ia menahan tangan gue, membuat gue mengernyit bingung. "Kenapa?"

"Kakak inget gak hari ini hari apa?" Gue mengangguk, "ini hari Kamis 'kan?"

Ia menggeleng, "ih bukan itu, maksudnya hari ini tuh ada spesialnya gak sih?" Gue tersenyum, gue tau, pasti Jasmine mancing gue buat ngucapin anniversary.

Gue emang ngajakin Jasmine untuk jalan, tapi gue gak bilang mau ngerayain anniversary gue sama dia.

"Spesial? Kamis Kliwon 'kan ya?" Ia berdecak sebal. "Ih, bukan! Kakak gak inget hari ini hari apa?" Gue menggeleng.

"Enggak, emang hari apaan sih? Kok aku lupa ya?" Bohong gue, dalam hati gue terkekeh melihat ekspresi Jasmine yang terlihat kesal.

Hahaha, kali-kali jailin pacar gapapa kan ya.

"Yaudah deh kalau kakak gak inget!" Pekiknya kesal. "Kenapa sih? Aku salah apa?" Tanya gue pura-pura tak tahu.

Ia menggeleng, "enggak, gak salah! Udah ah, ayo!" Gue terkekeh kecil ketika melihat Jasmine berjalan mendahului gue.

Bersambung...

******

Syalalala dududu.
Part ini khusus untuk Aland - Jasmine, siapa nih yang nge-shipper mereka?

Untuk Alano - Aura Shipper, sabar ya, gantian, jangan Alano - Aura mulu, kali-kali bahagiain Aland gapapa kali whehe.

Aland : Sialan lu thor! Jadi selama ini gua belum bahagia, itu maksud lu?!

Author : Kan elu emang gak pernah bahagia, selalu ternistakan:v

Aland : Au ah, pundung pindah agama!

Translet : pundung itu marah ya.

Bye bye see next part:)

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang