-Alano's Pov
Gue menatap nanar selembar kertas yang tengah gue genggam, rasanya gue ingin mati sekarang juga.
Bunuh gue guys! Bunuh gue!
Lu tau gak? Saat gue bayar makanan di Sushi Tei tadi, mbak-mbak nya bilang total makanan gue, dan gue hanya dapat beristighfar.
Gimana gak kaget, orang total dari semua makanannya adalah Rp. 1. 892. 000, 00. Gila kan?
Untung gue termasuk pacar yang baik, gapapa deh uang gue abis, yang penting jadian sama sang pujaan hati, whehe.
GUYS! CATET GUYS! HARI INI, DETIK INI, GUE RESMI JADIAN SAMA AURA!
Dan saat ini, gue tengah menyaksikan film yang tadi udah gue beli. Terdapat Aura yang tengah fokus di samping gue, sedangkan gue masih mikirin duit gue.
But, I'm okay guys:') ikhlas kok, cuman agak gak ridho aja dikit, whehe.
"Gila sih! Seru banget!" Seulas senyuman menghiasi wajah gue ketika mendengar ucapan Aura.
Gue seneng dia bahagia, dan gue harap gue selalu bisa bahagiain dia.
Ia menoleh, menatap gue tajam. "Ngapain liatin gue?" Gue terkekeh. "Gapapa, gue lagi pengen aja liatin elu."
"Awas suka!" Pekiknya lagi-lagi membuat gue terkekeh. "Kan emang udah suka, sayang." Ucap gue gemas dan mencubit pipinya.
Ia mencebikkan bibirnya lalu melepaskan tangan gue dari kedua pipinya, "sakit tau!"
"Hehe, abisnya gemesin." Gue mencubit kedua pipinya kembali.
Kali ini tak ada respon dari Aura, tampan pasrah pipinya gue cubit-cubit.
***
"Huh! Gila sumpah film nya rame banget!" Gue tersenyum memandangi Aura yang sedari tadi tak ada henti-hentinya memuji film yang baru saja kita tonton.
Saat ini, gue sedang berada di perjalanan menuju pulang. Tadinya Aura gak mau pulang, tapi jam udah menunjukan pukul 7 malam.
"Gimana? Seneng?" Tanya gue tetap fokus pada jalanan.
Dari ekor mata gue, dapat dilihat Aura mengangguk. "Banget!"
"Makasih yah, No." Gue menoleh, mengernyit bingung. "Makasih kenapa?"
"Untuk selalu ada di samping gue, ada disaat gue butuh. Gue sayang elu." Ujarnya membuat hati gue menghangat.
Ini pertama kalinya Aura menyatakan perasaannya pada gue, tak dapat gue pungkiri bahwa saat ini hati gue sedang berbunga-bunga.
"Gak perlu makasih, itu kan udah kewajiban gue. Dan lu tau, gue lebih sayang elu." Jawab gue kemudian mengelus kepalanya pelan.
Ia terlihat menutup mulutnya mengantuk, "tidur gih, ntar biar gue bangunin kalau udah sampe." Aura hanya mengangguk.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, mobil gue sudah berada di depan sebuah rumah minimalis yang tak lain adalah rumah Aura.
Gue pun mematikan mesin mobil gue dan beralih menatap Aura yang berada di samping gue, ia tampak nyenyak dalam tidurnya.
Karena tak tega, gue pun tanpa pikir panjang langsung beralih membawanya ke gendongan gue, ia pun tampak tak terusik oleh perlakuan gue.
Setelah membawanya ke gendongan gue, gue menutup pintu mobil dengan kaki gue karena kedua tangan gue sibuk menahan tubuh Aura.
"Assalamu'alaikum." Salam gue setengah berteriak agar sang pemilik rumah mendengar.
"Wa'alaikumsalam," terdengar suara dari dalam. Dan tak lama dari itu, pintu pun terbuka.
Gue tersenyum menyambut seorang wanita setengah baya yang tengah berdiri depan pintu. "Astaghfirullah! Aura kenapa, No?" Tanyanya panik.
"Gapapa kok, Tan, dia cuman kecapekan jadinya ketiduran." Jawab gue pada wanita setengah baya yang tak lain adalah Tante Nadya.
"Kenapa gak di bangunin kalau gitu?"
"Kasihan, Tan. Aura nyenyak banget tidurnya, Ano gak tega bangunin nya." Jawab gue sambil tersenyum.
"Tapi kak kami jadi keberatan," gue menggeleng. "Enggak kok, Tan, gapapa."
Tante Nadya mengangguk, "yaudah deh kalau gitu, ayo masuk, kamu pasti keberatan itu diem disitu mulu."
Gue melangkahkan kaki memasuki rumah Aura, langkah kaki gue langsung menuju kamar Aura.
"Tan, Ano izin ke kamar Aura bentar yah, mau tiduran Aura, kasihan." Mata Tante Nadya terlihat terbelalak.
"Mau nidurin Aura? Astaghfirullah, kamu sama anak Tante belum sah, No, jangan, ntar kalau Aura hamil kan ribet." Gue terkekeh.
Si Tante mah bercanda mulu dah.
"Yakali, Tan. Maksudnya tuh Ano mau naruh Aura, kasihan ini anak Tante pengen cepet-cepet ketemu kasur." Tante Nadya terkekeh.
"Hehehe, bercanda kali, No. Iya boleh, sana." Gue pun mengangguk.
Tanpa pikir panjang gue segera melangkah menuju kamar Aura.
Tak butuh waktu lama, gue sudah sampai di kamarnya. Dengan segera gue pun membaringkan tubuhnya pada ranjang miliknya, dan menarik selimut untuk menutupi badannya.
Gue tersenyum menatap nya, ia tampak lebih cantik saat tertidur. Bahkan gue lebih suka Aura kalau tidur, soalnya kalau bangun serem, galak! Hehe, jangan bilang-bilang yah.
Gue mencondongkan tubuh gue untuk mencium keningnya, namun baru saja hendak mencium keningnya, suara bariton seseorang membuat gue terjingkak kaget.
"MAU KAMU APAIN ANAK SAYA?!"
Bersambung...
******
Waduh! Alano ada-ada aja deh, ketahuan mau cium-cium anak orang yang sedang tidur.
Next gak? Kalau gak suka bilang jangan vote doang tapi gak comment, haha.
Canda gengs.
Daku kecewa hiks hiks masa part kemarin yang comment cuman satu, dan berharap kalau fast update gini bakalan banyak yang comment haha.
Fast update lagi jangan?
![](https://img.wattpad.com/cover/126835866-288-k182335.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Comédie-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...