81 - Anak Beruang

4.3K 334 12
                                    

"Kebahagianku ini sederhana, cukup ada kamu di hidupku. Sesederhana itu sampai aku menyadari, kamu ternyata bukan hanya kebahagianku, tapi juga hidupku."

***

Hai hai
Kangen gak?

***

-Aura's Pov

06.00 a.m.

Tring... Tring... Tring...

Suara bising alarm terdengar mengusik tidur gue, sontak gue pun mengerjapkan kedua mata, membiarkan cahaya perlahan masuk ke dalamnya lalu dengan setengah nyawa, tangan gue beralih mematikan alarm yang masih berbunyi.   

Kemudian seulas senyuman terukir di wajah gue ketika mengingat hari ini, hari yang sangat gue nantikan. Hari kepulangan Alano.

Seminggu yang lalu ia sudah mengadakan wisuda, dan tepat hari ini ia akan pulang ke Indonesia. Ah gue merindukan pria itu.

Terakhir kali gue melihatnya adalah ketika sebulan yang lalu, sebelum gue sibuk mengurusi apa yang tengah menjadi tanggung jawab gue saat ini.

Yaitu sebagai pemilik cafe yang bernama Alra's Cafe & Cake. Akhirnya impian gue tercapai, membangun sebuah cafe yang didalamnya terdapat juga toko kue.

Alra, diambil dari nama gue dan Alano. ALano auRA.

Seharusnya seminggu yang lalu gue dapat melihat Ano, tapi sayang, gue sangat sibuk saat itu sampai tidak bisa ikut keluarga Alano yang berencana video call dengannya disana.

"Mbak Aura, saya mau izin beli bahan-bahan cake." Seketika lamunan gue buyar, gue menatap salah satu pegawai cafe gue yang bernama Nandin.

"Emang udah pada abis?" Tanya gue . "Iya mbak, kemarin kan lagi rame-rame nya jadi langsung sold out semua bahan-bahannya." Jawabnya membuat gue kemudian mengangguk.

"Yaudah, jangan lama ya, minta Sarah temenin biar cepet." Perintah gue pada Nandin.

Ya, seperti ini lah kesibukkan gue. Mengatur semua keperluan cafe, beruntungnya, cafe gue ini buka pukul 11.00 a.m, jadi gue dan para pegawai gue punya waktu untuk mempersiapkan keperluan cafe.

Kring...

Gue menoleh ketika mendapati suara bel saat pintu terbuka, agar menambah kesan unik pada cafe gue ini.

Dan ketika menoleh, betapa terkejutnya gue ketika mendapati seorang pria dengan tubuh tegap dan jas yang melekat ditubuhnya.

Pria itu menatap gue sambil tersenyum, ditangan kanannya terdapat sebuah bucket bunga mawar merah dan putih, bunga kesukaan gue.

Perlahan pria itu semakin mendekat sedangkan gue masih mematung ditempat. Sembari menatap pria itu tak percaya.

"Long time no see, dear." Dan seketika, tangis gue pecah bersamaan dengan dirinya yang menarik gue ke dalam pelukannya.

Kemudian dapat gue rasakan ia yang mengelus pucuk kepala gue dengan lembut dan sesekali menciumnya.

Dia, dia yang selama ini gue tunggu kembali. Akhirnya, Alano kembali!

"Aku kangen kamu." Lirih gue tanpa melepaskan pelukan. Dan dapat gue dengar ia terkekeh, "sesibuk apa sih pacar aku ini sampai gak bisa di hubungi?" Seketika gue mengernyit.

Hah? Maksudnya apa?

"Maksudnya?"

"Aku udah ngabarin kamu kalau aku gak jadi flight siang, aku ambil penerbangan jam sepuluh malem eh pesawatnya delay makanya aku baru nyampe tadi pagi." Gue terdiam membiarkan ia meneruskan ucapannya.

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang