"Terkadang apa yang terlihat, bukanlah selalu kebenarannya. Nyatanya, satu kecurigaan dapat meruntuhkan beribu-ribu kepercayaan yang telah terbangun sejak awal."
-ky-
***
Sebulan berlalu setelah kejadian itu, Aura benar-benar menjauhi Alano. Setelah hari itu, Alano beberapa kali menelponnya, bahkan mengirimi banyak e-mail. Tapi tak satu pun yang Aura tanggapi.
Tangis Aura pecah saat itu, ia menangis dengan sangat kencang, membuat Nadya dan Bagir terbangun dari tidur mereka.
Keduanya tampak khawatir melihat keadaan Aura saat itu, tapi ketika ditanya, Aura hanya menggelengkan kepalanya.
Hal itu mempengaruhi kuliahnya, beberapa kali ia sempat di tegur oleh dosen karena tertangkap tidak memerhatikan pelajaran.
Mengetahui hal itu, Aland mengernyit bingung? Ada apa dengan sahabatnya itu? Kenapa belakangan ini ia terlihat murung, seperti tak bersemangat sama sekali.
Pernah saat itu ia berpapasan dengan Aura, tapi gadis itu hanya menatapnya kosong, entah apa yang dipikirkan olehnya.
Drt... Drt... Drt...
Lelaki itu mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunannya. Ia beralih meraih handphone nya lalu dengan segera meletakkan tepat di samping telinganya.
"Halo." Terdengar suara lelaki dari sebrang sana.
Tanpa Aland lihat, ia tahu, itu suara kembarannya. Alano.
"Hallo, No, ada apa?"
"Em, ini, Land. Ini, gue mau nanya, Aura baik-baik aja 'kan?" Dari nada bicaranya, Aland tahu jika Alano tengah khawatir saat ini.
"Kebetulan lu nanya, gue juga bingung sama tuh anak, No."
"Ada apa, Land? Aura gak kenapa-napa 'kan?" Tanyanya panik.
"Aura gak kenapa-napa sih, dia baik. Ya tapi--"
"Tapi apa, Land?"
"Dia keliatan murung gitu beberapa minggu ini, gak jarang dia dipanggil ke ruang dosen dan mendapat teguran gara-gara kurang fokus. Gue juga tau itu dari temen satu jurusannya."
"Dia lagi ada masalah sama lu ya 'No?"
Alano menghembuskan nafasnya kasar, "gue gak tau. Tapi waktu sebulan yang lalu kita masih baik-baik aja kok, kita masih vidcall-an kayak biasanya. Dan tiba-tiba aja dia matiin sambungannya terus pas gue coba hubungin dia balik, dia gak pernah angkat padahal nyambung lho bahkan gue e-mail pun dia sama sekali gak bales, Land."
"Lu ada salah kali."
"Masa sih? Gue gak ngerasa buat salah sama dia kok?"
Aland berdecak sebal, "ye si goblok! Lu kan sok polos, sok gak punya salah!" Pekik Aland keras.
"Kalian semua sucih aku penuh dosah," gurau Alano sambil menyanyikan kalimatnya.
"Awlano be like," sahut Aland. "Malah bercanda lagi, ini kota lagi bahas Aura adikku sayang." Tambahnya dengan kesal.
"Yah terus gimana dong, Land?"
"Mana gue tau, lagian elu kemana akhir-akhir ini, jarang nelpon ke rumah, mamah nanyain lu mulu tuh."
"Gue sibuk, Land. Sebenernya ini rahasia sih, tapi gapapa deh lu tau."
"Rahasia apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Comédie-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...