1 - Aland Dan Alano

23.4K 1.5K 83
                                    

"ALAND! ALANO! BANGUN!" Teriak seorang wanita dengan tangan yang bertengger di pinggang menatap dua kamar yang masih tertutup tanpa ada tanda-tanda kehidupan.

Wanita itu berdecak sebal, kenapa kedua anaknya ini sangat ngebo? Tanyanya dalam hati.

"ALAND! ALANO! KALIAN HARUS SEKOLAH!" pekiknya sekali lagi dan tanpa diduga dari kedua kamar tersebut terdengar suara gaduh.

Hal itu membuat wanita tersebut tersenyum, setidaknya ia sudah berhasil membangunkan kedua anaknya itu.

Ya, wanita itu adalah mamah Aland dan Alano, si kembar yang selalu memiliki tingkah laku tak terduga, Jihan Fahira, itu namanya.

Memiliki anak kembar seperti Aland dan Alano membuatnya berlatih kesabaran, karena nyatanya kedua anaknya itu tidak ada bedanya dengan suaminya, Andra Ganasiar.

"Mah! Sempak Aland mana? Kok pada gak ada?" Ketika Jihan hendak berlalu teriakan Aland membuatnya menghembuskan nafas.

Jihan berjalan kearah kamar Aland lalu membukanya, ia mendapati Aland yang tengah menatap lemarinya gusar dengan handuk di pinggangnya.

"Kamu pasti gak mandi?" Tanya Jihan kesal.

Aland merenggut kesal, "Ih udah deh mah, mau Aland gak mandi, mau Aland mandi kek, tetep aja kok, kegantengan Aland gak bakalan berkurang."

"Sekarang mana semua sempak Aland?" Tanya Aland membuat Jihan mendengus kesal.

"Sempak kamu kan belum pada kering, kemaren mamah nyuci sempak kamu banyak banget, sampe heran mamah. Kamu ngapain nyuci semua sempak kamu?" Dahi Aland mengernyit, sejak kapan ia menyuci semua sempak nya?

"Lho? Ngapain Aland nyuci semua sempak Aland?" Tanya Aland membuat Jihan mengedikkan bahunya tak tahu.

Lalu ia beralih menatap dinding pemisah antara kamarnya dan kamar Alano dengan geram. "ALANO! LU BENER-BENER YAH! TEGA LU MYUCI SEMUA SEMPAK GUE!" Geram Aland lalu tanpa memperdulikan Jihan, ia berlari keluar kamarnya dan memasuki kamar Alano.

Ketika masuk ia mendapati kembarannya itu tengah tertawa. "Sue yah lu! Bener-bener!" Pekik Aland menatap Alano geram.

"Hahaha, sorry Land, gue khilaf. Soalnya gue pernah nyium bau badan dari elu, gue kira sumbernya dari sempak lu makanya gue cuci aja semua sempak lu biar sekalian wangi." Jelas Alano sambil menatap Aland dengan senyumannya.

"Anjing ya lu! Terus sekarang gue gimana?"

"Yaudah gak usah pakek sempak." Jawab Alano dengan santai.

"Anjir! Pakek sempak aja masih suka kejepit resleting, apalagi gak pakek sempak, bukan cuman kejepit tapi rontok semua bulu-bulunya." Alano lagi-lagi terkekeh.

Kemudian ia berjalan ke arah lemarinya dan memberikan sempak miliknya pada Aland. "Noh pakek sempak gue dulu, dijamin lu gak bakalan bau badan."

"Bedebah lu, gue gak pernah bau badan njeng!" Bantah Aland.

"Kalian bisa berhenti berantem gak? Mamah capek dengernya." Tiba-tiba suara Jihan menyela pertengkaran mereka.

Keduanya sama-sama menggeleng, "Hal biasa mah, kalau mamah capek denger kita berantem yaudah gak usah didenger." Jawab Alano berhasil membuat Aland memukul kepalanya pelan.

"Kalau mamah capek denger, mamah cukup pakek earphone sambil putar lagu Awkarin yang Bad Ass." Timpal Aland dan kali ini dapat membuat Jihan menggerutu kesal.

"Gak bapaknya, gak anaknya, demen banget bahas Awkarin, bapak sama anak sama aja." Seru Jihan kemudian berlalu dari kamar Alano tanpa sepatah katapun.

***

Kini Aland dan Alano tengah terlihat sedang menikmati sarapan dengan Jihan dan Andra. Tak ada yang berbicara, hanya terdengar suara garpu dan sendok yang bertabrakan dengan piring.

"Pokoknya mamah gak mau tau, mamah gak mau denger kalau kalian berantem lagi, titik!" Suara Jihan terdengar memulai percakapan.

Aland hanya tersenyum, "Gak janji yah mah, ntar deh kalau Alano mati, Aland janji gak bakalan berantem lagi." Jawab Aland berhasil membuat Alano memukul bahunya kencang membuat Aland mengaduh.

"Tolol itu namanya! Ya kalau gue mati jelas lu gak bakalan berantem lah, orang yang jadi patner lu berantem kan gue!" Aland terkekeh.

"Tuh kan! Kalian mulai lagi," ujar Jihan malas.

Andra terkekeh melihat istrinya itu. "Udah gapapa sih mah, wajar, mereka kan adik kakak, berantem-berantem dikit gapapa kali." Bela Andra.

"Ya tapi kan gak gitu juga pah, mamah capek ngelihat mereka setiap hari berantem."

"Kalau itu sih gimana Aland mah, soalnya Aland yang suka bikin Ano geram duluan."

"Siapa suruh lu punya muka-muka teraniaya, kan kerjaan nya mau gue bully terus."

"Au ah, kalian gak pernah dengerin kata mamah, dan papah juga sama, selalu aja belain mereka. Kapan sih kalian bertiga berubah?"

Ketiganya terkekeh. "Mamah lucu deh, mamah mau kita berubah jadi apa? Spiderman? Batman? Iron Man? Atau Cat Women? Hahaha," ujar Aland semakin membuat ketiganya tertawa lepas.

"Bukan-bukan, mungkin mamah mau kita jadi bunglon kali yang bisa berubah warna kek anak ayam yang biasa di pasar malem yang pantat nya semok-semok." Timpal Alano membuat Jihan menatap mereka datar.

Sedangkan Andra sudah menghentikan tawanya justru kini tengah was-was, Jihan menatap mereka dengan datar, itu artinya tak lama lagi ia akan mendengar suara ledakan bumi.

"ALAND! ALANO! ANDRA! KALIAN MAMAH HUKUM! UANG JAJAN KALIAN MAMAH KURANGIN SELAMA SATU MINGGU!" Teriak Jihan sukses membuat ketiganya terbelalak.

Habislah sudah riwayat mereka.

Bersambung...

******

Garing krenyes-krenyes, buat yang nanya, Claudya kemana? Tunggu aja di part selanjutnya yah.

Semoga suka yah sama sequel nya ini:)

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang