Baik Aland dan Alano tengah terduduk dengan pandangan menatap bawah. Sedangkan dihadapan mereka, Andra dan Jihan menatap keduanya bingung.
"Kalian mau ngomongin apa sih? Kok malah liat lantai?" Tanya Jihan heran. Andra mengangguk, "iya, emang dibawah ada Mia Khalifa?" Tanya Andra berhasil membuat Jihan melayangkan sebuah pukulan dibahunya.
Andra menoleh sambil terkekeh menatap istrinya. "Tenang, Mia Khalifa kalah kok sama kamu mah." Lagi-lagi Jihan justru kembali melayangkan sebuah pukulan kepada Andra, kali ini pukulannya mendarat di perut Andra.
Sontak Andra terbatuk, "eh peace." Ampun Amdra. Jihan hanya menatap malas ke arah suaminya itu.
Aland dan Alano masih terdiam, keduanya bingung untuk mulai berbicara dari mana. "Kalian jadi ngomong gak? Kalau enggak mending mamah ke kamar dah, udah ngantuk nih." Keluh Jihan ketika melihay jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 22.00 p.m.
Aland dan Alano pun sontak mendongak kemudian mengangguk bersamaan. "Yaudah ngomong." Keduanya kembali mengangguk.
Aland dan Alano saling menatap satu sama lain, Aland menggerakkan kepalanya memberi kode agar Alano saja yang berbicara.
Alano pun akhirnya mengangguk. "Em, gini mah, pah."
"Kita kan udah dewasa." Andra mengangguk, "terus?"
"Kita berdua punya rencana untuk lamar Aura dan Jasmine." Baik Andra dan Jihan terdiam, mereka terlihat saling pandang.
Alano melirik ke arah Aland, yang Aland lakukan hanya mengedikkan bahunya. Namun keduanya terkejut ketika Andra dan Jihan berteriak bersamaan.
"Ye! Akhirnya anak-anak kita mau nikah juga, pah!"
"Iya, papah kira kalian cuman berani macarin terus." Sahut Andra.
Jihan mengangguk, "mana udah kayak nyicil rumah lagi!" Aland dan Alano terkekeh.
"Tapi Aland belum kepikiran buat nikah, Aland cuman mau lamar Jasmine aja." Ucap Aland.
"Gak apa-apa, setidaknya kamu udah punya niat buat serius sama hubungan kalian."
"Kalau kamu, Ano? Kamu mau langsung nikah?" Alano membelakkan matanya, ia menggeleng tegas. "Yakali, Ano cari uang dulu lah. Kumpulin uang juga buat nikahnya. Kan kalau kawin nya mah gratis." Celetuknya yang mampu membuat semuanya terbahak.
"Nanti mau dikasih makan apa coba Aura?" Andra tersenyum mendengarnya, "cinta, maybe." Jawab Andra.
"Cinta itu perasaan bukan makanan, mana bisa bikin kenyang." Balas Ano.
"Anak jaman sekarang mau nikah cuman modal cinta, kayaknya sih otaknya ilang. Dia pikir perempuan itu apaan dikasih makan cinta, mamam tuh cinta!" Baik Andra, Aland dan Jihan terkekeh dibuatnya.
"Tapi kan cinta itu penting lho dalam sebuah pernikahan." Alano mengangguk setuju. "Cinta itu emang penting mah, tapi aku gak mau kayak orang-orang diluar sana yang bilang cinta tanpa kasih nafkah."
"Cinta itu membahagiakan mah, bukan ikut membawa kesengsaraan. Katanya cinta, kok ikhlas istrinya susah." Kali ini Aland terperangah menatap adik nya itu.
Ia sama sekali tak menyangka bahwa Alano sudah memiliki pemikiran yang sangat dewasa di usianya ini, bahkan dia saja kalah dewasa.
"Papah bangga sama kamu!" Ucap Andra sambil menepuk bahu Alano pelan.
"Kalau gitu, minggu depan kita lamar pacar kalian masing-masing, gimana?" Aland dan Alano saling pandang kemudian mereka mengangguk.
"Setuju!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERHOOD : Aland & Alano
Humor-Sequel from the story of BAD BOY- "Karena nakal harus tau aturan!" Ini kisah si kembar Aland dan Alano. Kembar yang unik dan terkesan seperti orang gila. Tingkah mereka bahkan apa yang melintas dari otak mereka pun tak mencerminkan sepasang sauda...