14 - Gadis itu?

10.7K 802 30
                                    

-Alano's Pov

Gue terkekeh menatap Aland yang tengah menghadapi Bu Reska, ternyata setelah aksi gue menyelamatkan si Aland dari bolos, Bu Reska udah ada aja di dalem kelas membuat Aland terpaksa harus menghadapinya.

Ya, emang gue yang udah nyuruh Reyhan dan yang lain ngalihin perhatian pak Zain biar Aland bisa masuk, baik kan gue?

Tapi ngenes nya pas nyampe kelas si Aland malah ketemu sama Bu Reska, ya mau gak mau mamam dah tuh hukuman.

"Aland Ganasiar, ibu tau kamu sama kembaran kamu itu tidak menyukai sejarah, tapi setidaknya kembaran kamu tidak mencoba bolos dari pelajaran ibu, tapi kamu?" Bu Reska mengerut nafasnya yang tak beraturan karena menahan emosi.

"Aelah Bu, saya telat juga gara-gara si Alano, dia ninggalin saya, kan jadinya saya telat."

"Tak mau tau, saya gak terima alasan kamu. Sekarang kamu lari lapangan basket sebanyak 30 kali."

"Hah? 30 kali?" Aland terbelalak.

"Kenapa? Kurang? Yaudah 50!" Ucap Bu Reska.

Aland semakin terbelalak, "APA?! 50?!"

"Iya, kurang lagi? Kalau git--"

"Enggak Bu, enggak, yaudah iya 50 kali aja deh bu."

"Yaudah, sana, inget, kalau kamu mencoba lari dari hukuman ibu seperti dulu, ibu gak segan-segan menelpon mamah kamu, ngerti?" Ancam Bu Reska.

Aland terpaksa mengangguk, "Makanya Land, jangan bolos mulu kerjaan lu." Aland menatap kearah gue tajam.

"Diem lu, ini juga karena lu ninggalin gue, goblok!" Gue terkekeh.

Bener sih, habisnya gue masih gedeg sama dia soal semalem. Wkwk.

"Sudah! Sudah! Sana kamu kerjakan hukuman kamu."

Lalu tanpa sepatah kata pun Aland terlihat meninggalkan kelas, sejujurnya gue tega gak tega sih, tapi lebih dominan kek senengnya.

-Author's Pov

Di lapangan basket, Aland terlihat berdecak pinggang menatap ke sekeliling.

"Yang bener aja, kalau 20 puteran sih gue sanggup, tapi ini? 50?"

"Gila aja, tuh guru mau gue mati kali yah, kan kasihan papah kalau gak dapet cucu dari gue, kalau cucu dari si Ano mah sudah dipastikan akan menjadi anak kutu buku, wkwk." Bukannya memulai hukuman, Aland terlihat masih bergurau menghibur dirinya sampai sebuah pekikkan membuatnya terjingkak.

"ALAND! KAMU MAU IBU TAMBAH HUKUMAN KAMU?!" Terdengar pekikan dari kelasnya membuat ia segera berlari melakukan hukuman yang diberikan oleh Bu Reska.

10 putaran terlampaui.

25 putaran keringat mulai bercucuran melalui pelipisnya.

30 putaran, ia berhenti sejenak, mengatur deru nafasnya yang tak beraturan.

Saat hendak melanjutkan, pandangan Aland beralih pada seorang gadis lugu yang tengah menatapnya di dekat kamar mandi perempuan.

Ia pun menyungingkan senyumnya yang membutuhkan gadis tersebut seketika menunduk dan mengalihkan pandangannya dari Aland.

Aland yang melihatnya pun terkekeh, "Masih aja ada cewek lugu kayak dia." Gumam Aland.

Lalu ia kembali melanjutkan hukuman yang diberikan olehnya.

***

Aland menghempaskan bokongnya ke tanah sambil bernafas lega. Akhirnya ia telah menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh Bu Reska.

Pandangannya menelusuri ke seluruh penjuru sekolah, keadaan terlihat sepi, hanya ada beberapa siswa yang terlihat melintas.

Aland yakin, pasti mereka adalah siswa-siswi yang tidak ingin berada dikelas dengan alasan pergi ke kamar mandi, seperti yang sering ia lakukan, hehe.

Tiba-tiba seorang lelaki berdiri di hadapannya dengan menjulurkan sebotol air minum. "Nih, minum!" Seketika Aland mengernyit.

"Napa lu bisa ada disini?" Tanyanya membuat lelaki tersebut terkekeh.

"Udah, minum aja!" Aland pun mengambil botol tersebut lalu meneguknya.

Kemudian pandangannya beralih pada lelaki tersebut yang tak lain adalah Alano. "Jawab pertanyaan gue goblok! Napa elu ada disini?"

"Sama kek elu!"

Aland mengernyit bingung. "Maksudnya?"

"Gue dihukum juga," jawab Alano lalu ikut duduk disamping Aland.

"Kok bisa?"

"Gue ngantuk, kata papah kan kalau ngantuk tidur jangan belajar eh malah dimarahin, akhirnya gue disuruh bersihin kantin." Aland terkekeh menatap Alano.

"For the first time elu dihukum, apa yang elu rasain?"

"Kek ada manis-manisnya gitu deh." Jawab Alano asal.

Aland memukul bahu Alano pelan. "Jadi hari ini, kita berdua kena hukuman dari guru yang sama?" Alano mengangguk.

"Siap-siap kita kena omel mamah."

"Dan senang-senang kita dapet hadiah dari papah."

"Jadi dalam satu waktu, kita akan merasakan senang dan sedih, kayaknya keren." Ucap Aland membuat mereka saling berpandangan.

"Karena nakal harus tau aturan!" Pekik keduanya bersamaan. Setelah itu tawa keduanya pecah memenuhi penjuru sekolah.

Bersambung...

******

FYI : mungkin di mulai dari tanggal 1 Januari 2018, gue akan mulai slow up karena gue akan merevisi cerita BAD BOY dari awal, typo bahkan alurnya agar menjadi semakin menarik, eak.

Jadi bagi yang belum baca BAD BOY cepet selesaiin yah, see u:)

BROTHERHOOD : Aland & AlanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang