1

1.6K 32 0
                                    

Berhari-hari aku mencoba medekatimu, mencoba menjadi telinga yang mendengar sedihmu juga menjadi tempat rebahmu. Tapi karena terlalu dekat, aku lupa. Bahwa selama ini kita hanya sebatas teman. Dan kau telah dimiliki oleh dia

Aku mendengar kabar bahwa kau sedang dekat dengan seseorang. Saat itu, patahan hati telah dimulai. Amat menyesakkan.

Kini, aku lebih banyak diam di kelas. Tak peduli dengan waktu yang berlalu. Ataupun suara jam dinding yang kadang mengganggu hati. Dalam sudut hati, aku mencoba menundukkan perasaan itu. Menghapus perasaan itu. Sayangnya, perasaan itu telah menguasai hatiku dan memeluk setiap isi hatiku. Alhasil, semuanya sia-sia.

Berhari-hari aku mencoba melupakanmu. Namun, melupakanmu sama saja membunuh hatiku sendiri. Semakin aku ingin melupakanmu, maka hatiku semakin terluka. Dan aku harus tahu satu hal dalam kisah ini, bahwa aku tak akan pernah bisa melupakanmu.

Belasan hari aku mencoba berdamai dengan luka itu, hingga memutuskan untuk menuliskan semuanya di kertas putih polos. Termasuk rasa kesal yang amat dalam. Setiap kali aku berdoa, aku selalu memohon kepada Tuhan, bahwa lelaki yang dekat denganmu secepatnya pergi. Karena aku tidak ingin kau mencintainya dengan teramat dalam.

Mungkin itu cukup terdengar jahat, tapi sungguh, aku tak bermaksud seperti itu. Aku mencintaimu lebih dari dia yang mencintaimu. Lebih ingin menggenggam tanganmu dengan erat. Karena aku mencintaimu lebih dari siapapun. Dan kuharap, kau akan mencintaiku lebih dari siapapun juga.

30 Agustus 2018

Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang