Melepaskanmu dari hati sepertimu menusuk diriku dengan duri berkali-kali.
Aku telah jauh berjalan hanya untuk menjauh dari perasaan ini. Tapi semakin aku menjauh, rindu semakin memuncak di dada. Mengetuk keras hingga aku kesakitan dan meronta-ronta. Aku tidak tahu bagaimana cara menghentikan rindu. Ia terus menyesakkan dadaku hingga aku kesulitan bernapas. Kadang, rahangku mengeras karena rindu yang tak bisa kukendali. Juga airmataku menetes tanpa aku sadari, ini bukan perihal siapa yang kuat menahan rindu tanpa menangis. Lelaki juga bisa menangis, ketika seseorang yang ia cintai tidak bisa ia dapatkan dan juga dalam keadaan seperti ini.
Aku sungguh tersiksa atas perasaan yang kuinginkan sendiri. Juga rindu yang terkadang kuhadirkan tanpa sengaja. Kau seharusnya tidak ku simpan dalam-dalam. Sebab dapat membuat duri yang amat tajam. Berapa kali lagi aku harus merasakan perihnya rindu yang tak tersampaikan. Berapa ribu kilometer lagi aku harus menjauh agar bisa melepaskan hatimu. Aku. Aku sudah hancur untuk sekian kalinya oleh rasa ini.
Semesta masih saja membuatku bertanya-tanya. Ia tahu bahwa aku dan kamu tidak di peruntukkan hidup bersama. Tapi kenapa setiap kali aku berusaha melepaskan hatimu, aku terus merasakan perih. Aku sungguh tidak ingin seperti ini, mencintai milik orang lain bukanlah hal yang baik. Dan kenapa, kenapa tuhan tak memberiku celah untuk melepaskanmu. Kau hanyalah kesalahan atas perasaan-perasaan yang tumbuh.
23 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...