Aku salah! Karena aku mencintaimu yang telah menjadi milik dia. Lalu bagaimana dengan dia? Yang telah mengambilmu dariku dengan paksa. Apakah dia benar? Pikirkanlah...,
Surat-surat yang telah dikirim oleh seseorang yang tak pernah kuketahui bergamburan di meja. Aku mencoba merapikannya. Jujur saja, aku sangat penasaran dengan wanita yang mengirim surat ini padaku. Semua kalimatnya terasa menyakitkan saat aku baca. Aku merasa bahwa kamu adalah tokoh di balik wanita pengirim surat ini. Kata-kata di dalamnya surat ini membuatku tertegun. Mengkin benar, tidak ada sesuatu yang benar-benar salah atau sungguh-sungguh benar. Semuanya tergantung pada penjelasan-penjelasan yang tidak membenarkan pun tidak menyalahkan.
Seperi aku yang masih mencintai kekasih orang lain. Salah! Memang salah. Tapi bukankah selama ini tidak ada yang benar-benar salah atau yang sungguh-sungguh salah. Dan bukankah selama ini aku menggenggam perasaan ini erat-erat, agar semuanya tetap baik-baik saja. Tapi apa? Gadis yang seharusnya bahagia ternyata terlihat sebaliknya.
Ada apa dengan senyumannya? Pula matanya sayup bagai hujan tak kunjung usai. Aku bukanlah ahli cinta apalagi dokter cinta. Tapi aku cukup tahu seberapa bahagianya orang yang aku cintai hidup bersama orang lain. Aku memang orang asing. Asing tapi tidak seperti yang lain, memilih menutup mata dan telinga saat melihat gadis itu dalam masalah. Lalu berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun saat gadis itu memuncak dan terpecah belah. Hancur-lebur. Barulah mereka membuka mata dan bertanya.
Aku bukan orang asing seperti itu. Aku memilih untuk tidak masuk masalahnya. Namun tetap membuka mata dan telinga, siap datang saat luka masih kecil. Siap datang saat semuanya belum terlambat. Bukan datang saat semuanya telah hancur-lebur.
Menurut kalian mungkin aku bertindak salah jika seperti itu. Ingat bab-bab sebelumnya, bahwa tidak ada yang benar-benar salah atau sungguh-sungguh benar. Karena semuanya terdapat penjelasan-penjelasan. Pula kita perlu tahu, perasaan memiliki sifat tersendiri, tidak terdeteksi kapan inginnya. Juga aku, yang memilih untuk menjadi orang asing yang tidak biasa. Tetap mendengarmu ketika kau meminta.
15 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...