Kita memang harus saling melukai agar rindu bisa kita bunuh, walau tak pernah sepenuhnya.
Sekarang sudah waktunya kita harus saling melukai. Memang terdengar kejam, tapi apa yang lebih kejam dari dua perasaan yang ingin menyatu namun tak pernah bisa dilakukan. Dua perasaan saling rindu namun tak pernah bisa bertemu. Dua perasaan harap namun tak pernah tergapai. Kita terlalu memperdalamkan perasaan kita hingga untuk melepaskannya kita butuh empedu paling tajam.
Sekarang kita telah duduk meringkuk di luka masing-masing. Kita berdoa agar semesta bisa menyatukan kita. Tapi sadarkah kita, perasaan kita memang tak di inginkan. Perasaan kitalah yang terlalu jauh melangkah. Dan saat kita sadar, kita telah berada jauh dari tujuan mereka. Perasaan yang tak di inginkan. Hingga kita hanya berjalan di atas jembatan yang telah hancur. Tertatih-tatih kita saling memeluk. Mencoba saling menjaga. Namun sekeras apapun kita mencoba, kita tetap berada di ujung 'pisah'.
Kita yang saling mencintai dengan hati teramat, harus merelakan dengan lepas. Kita juga yang pernah memendam, harus terima bahwa hati kita tetap terpendam. Meski semuanya terlihat, kita tidak bisa menyatukan. Bagian inilah yang harus kita sadari, bahwa kita hanyalah perasaan terpendam yang tak mampu menyatuh.
7 Ferbruari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...