Sebagai perasaan yang melepaskan, aku memilih untuk menerima siapapun yang datang. Bukan untuk memuaskan ego atau sekedar mencari tempat rebah. Aku juga butuh rumah untuk mengistirahatkan hatiku yang lelah.
Untukmu yang sebenarnya amat aku rindukan. Aku mencintai dengan perasaan yang amat dalam. Tidak pernah lepas walau hanya sekali. Waktu akan membawa hatimu padaku. Bukan untuk berpisah, tapi untk menyatu. Kita mungkin terlalu lemah untuk perasaan yang kuat ini. Namun ketahuilah, perasaan ini lebih berarti dari perasaan apapun.
Maaf, karena aku baru mengirim surat lagi kepadamu. Aku bukan bermaksud melupakan, tapi kesibukan dalam perasaan juga harus aku hadapi. Kau yang sedang membaca ini, bisakah kau memberitahuku bagaimana cara menghentikan sebuah patah hati. Sebuah kesalahan yang tak seharusnya di ulangi. Aku sungguh tidak mengerti dengan takdir yang semakin lama, semakin menyiksaku. Aku terpuruk.
Kau mungkin tidak akan mengerti, tapi aku sekarang benar-benar merindukanmu. Jika boleh jujur, aku sudah menikah dengan orang lain beberapa hari ini. Kau mungkin tak akan menerima gadis sepertiku, bekas lelaki lain.
Namun izinkan aku merindukanmu setiap saat, sebab luka di hati terus menyeruak. Lelaki yang menikahiku ternyata tidak pernah menginginkanku. Aku sebenarnya tidak ingin membagi luka ini, tapi aku tidak tahu harus membaginya kepada siapa. Terlalu berat hingga tubuhku saja tidak dapat menopangnya. Lelaki yang menikahiku itu bermalam pertama dengan gadis lain. Aku akan mencoba bertahan, demi kebaikan rumah tanggaku. Meskipun begitu, jangan pernah abaikan surat dariku.
Note : maaf, aku harus melepaskan perasaan kepadamu. Kau memang tidak harus tahu siapa aku yang mengirim surat ini. Tapi jadilah sahabatku, agar aku bisa menguatkan rumah tanggaku.
Secarik kertas itu berasal dari pos dengan pengiriman yang tidak di ketahui. Aku tidak tahu kenapa, mengapa hidupku banyak misteri. Lihatlah, beberapa hari kemarin, gadis ini berkata akan menyembuhkan hatiku, lalu sekarang dia memutuskan menikahi orang lain. Dan tak lupa meminta aku menjadi sahabatnya. Mengapa hidupku banyak dengan teka-teki. Hatiku sedang hancurnya lalu kini datang lagi gadis yang hatinya patah pula padaku.
5 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...