49

52 1 0
                                    

Aku tidak terpukul, hanya saja jarum yang telah menusukku di hari lalu semakin menusuk hatikku dengan tajam dan sesak. Kuharap, hanya aku yang merasakannya.

Perjalanan kita terlalu kosong untuk luka yang menganga. Berpura-pura tersenyum sambil menggenggam tangan orang lain. Meski sebenarnya kita hancur saat sendiri. Kita mencoba mencintai orang yang telah dipilih untuk mencintai kita saat ini. Tapi lihatlah perasaan kita yang sebenarnya, kita bahkan masih tidak bisa saling berhenti rindu. Bibir kita memang tersenyum, tapi mata kita tak pernah saling membohongi.

Sejauh apapun aku dan kau pergi, perasaan kita selalu bersama saja. Tak peduli berapa kali kita menghentikan perasaan kita yang tak ingin melupakan. Kita terlalu lemah untuk perasaan yang besar ini. Terkadang aku bertanya pada tuhan, jika kau bukan dijodohkan untukku, lalu mengapa kita tak pernah bisa melepaskan hati kita masing-masing. Mengapa kita begitu pedih atas perasaan kita.

Semesta tidak jahat, kitalah yang terlalu sibuk. Kita terlalu sibuk bertemu dan menyimpan rasa. Terlalu sibuk memendam dan menulis semua perasaan. Dan kita pula yang terlalu sibuk menyatakan perasaan kita hingga semuanya semakin sulit. Lihatlah betapa tinggi dan tajamnya pedang yang akan mengahantam kita. Hanya soal waktu, kapan pedang itu akan membunuh perasaan dan hati kita. Pernikahanmu semakin dekat saja, aku tidak terpukul. Hanya saja jarum di hatiku semakin menusukku dengan teramat-amat menyakitkan.

23 Februari 2019

Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang