Ketika pilihan tak pernah ada. Maka kita hanya perlu berjalan terus. Walau sebenarnya itu melukai setiap relung hati kita
Hari ini aku berada di indonesia dengan pakaian adat. Siap menikahi gadis tersebut. Namun dia tidak datang, pamanku memberiku secarik surat yang di tulis oleh gadis itu.
Untukmu, yang benar-benar mencintai
Hari ini aku lari dari semua orang. Aku tidak pernah ingin menjadi pasangamu, jika kau tak pernah sembuh dari lukamu. Aku tahu rasanya saat berada di posisimu. Dan aku mohon kepadamu untuk mengejar gadis yang kau sukai itu. Jangan pernah dengarkan ucapan orang. Harga dirimu memang berharga, namun hatimu jauh lebih berarti. Sebab ialah tiang kebahagiaanmu. Mungkin kau masih bertanya kepergianku ini, aku berlari untuk melihat kekasihku yang sudah terkubur. Dan aku harap, kau tahu arti dari sebuah perasaan. Kau mungkin melepaskannya karena ego sesaatmu, tapi bila nanti kau benar-benar kehilangannya. Tolong jangan salahkan siapapun, sebab waktu dan semesta telah memberimu ruang untuk memilikinya.
Aku meremas surat ini. Aku tidak akan menerimamu lagi. Aku juga punya harga diri untuk menerima bekas dari orang lain. Dan kau seharusnya tahu, bahwa kita akan selamanya berpisah.
29 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...