Kau memang tak pernah tahu. Pula tak pernah ingin tahu tentang perasaanku.
Kau mungkin tak pernah tahu, apa yang aku rasakan. Tak pernah tahu, apa yang aku inginkan, tak pernah tahu apa yang aku impikan tentang dirimu. Semuanya memang terlihat baik-baik saja. Bahkan ketika kau melewatiku dengan senyumanmu.
Wajahmu sekarang adalah luka untukku. Senyumanmu juga adalah perih untukku. Kau sekarang luka untuk diriku. Entah berapa kali aku melihatmu, maka sekira itulah luka yang mengenai hatiku. Mencerca setiap rasa yang tumbuh. Menusuk setiap detak yang indah. Dan menghantam setiap kali perasaan itu tumbuh.
Kita mungkin tak akan pernah ditakdirkan bersama. Sebab itulah perasaanku tak pernah tumbuh di hatimu. Bahkan ketika aku mencoba membuatmu jatuh cinta, semuanya akan tetap sia-sia. Bolehkan aku bertanya kepadamu. Bertanya tentang rasa ini. Rasa yang tak pernah bisa kulukiskan. Rasa yang tak pernah mengakui kehadirannya. Rasa yang....
Seharusnya sekarang aku sudah melupakanmu. Melupakan semua perasaan yang bodoh ini. Perasaan yang bahkan tak pernah bisa kukendalikan. Perasaan yang selalu membuat aku merindukanmu. Perasaan yang selalu membuatku... Ah! Aku sekarang benar-benar mencintaimu semakin dalam. Maaf atas perasaanku.
12 September 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...