Situasi inilah yang paling mengerikan, dimana dua orang saling mencintai namun tak mampu menyatukan perasaan mereka.
Berhetilah. Berhentilah menemuiku karena jika kita bertemu, dada kita akan tersakiti. Pedang apa lagi yang harus menghunus perasaan kita ini. Kita cukup terluka atas semua yang terjadi. Empedu telah memghiasi banyak rasa dalam perasaan yang bahkan belum sempat kita ikatkan. Mungkin karena kita terlalu sibuk memendam hingga lupa pada ikatan yang seharusnya ada pada hubungan kita.
Seharusnya kita mengerti, sebesar apapun perasaan yang kita miliki. Kita akan tetap menjadi dua orang asing di hari kelak. Untuk itu, lenyapkanlah rasa-rasa yang telah menumbuhi hati kita. Walau sulit kita akan berusaha sebisa mungkin. Jika boleh aku jujur, akulah yang paling tidak bisa menghentikan rindu dan perasaan terhadapmu. Aku tidak tahu alasan jelasnya mengapa, tapi kau tetap menjadi alasan utama atas semua perasaan di hatiku.
Kita telah menggores hati kita dengan cara paling lembut. Telah mencakar dengan cara paling halus. Dan menusuknya dengan cara paling pelan. Hingga semuanya tidak terasa di awal, tapi ketika semuanya sudah terhunus, sudah perih, dan sudah membekas. Barulah kita berteriak dan saling memeluk. Sekarang kita tahu kita terluka karena perasaan ini, tapi kita bukannya pergi namun tetap bertahan. Seolah kita bisa melewatinya, padahal kita tak punya jalan keluar walau itu hanya secelah.
15 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...