Setelah kau pergi, hatiku tak mampu untuk jatuh cinta lagi. Setiap kali aku mencoba jatuh cinta, perasaan kehilangan meradang di dadaku.
Terkadang aku merasa bahwa rasa takutku telah hilang. Sebab kau benar-benar pergi dariku. Kehilangan adalah bagian terpenting dari ceritaku. Sebab kehilanganlah dasar dari semua cerita kau dan aku. Bukan rasa sahabat kepada sahabatnya sendiri. Bukan. Kau telah banyak menusukku, telah banyak menikamku, dan telah banyak menghanyutkan dalam rindu. Dan aku tak pernah bisa melepaskan semuanya. Usahaku tidak sia-sia, setidaknya aku bisa belajar bahwa mencintai seseorang itu harus dengan perasaan yang tulus. Tidak ada kata "main-main" dalam sebuah perasaan, karena hati tidak pernah dibuat untuk main-main.Jika kau membaca tulisan yang berantakan serta penuh luka dan empedu ini. Kuharap kau tidak keberatan sebab aku telah menuliskan kau disini. Tulisan ini aku buat untuk mengajarkan diriku sendiri, untuk tidak pernah bermain dengan perasaan. Juga untuk mengingatkan kepadaku, bahwa kehilangan adalah empedu paling pahit. Dan merelakan seperti melepaskan duri dari dada. Dimana duri itu lepas, namun luka tetap mengangah.
Hujan malam ini membuatku tersenyum. Dia memberitahu padaku, bahwa ia jatuh untuk mengorbankan dirinya pada tumbuhan agar tetap subur. Dia tidak peduli pada rasa sakit karena jatuhnya. Aku berharap bisa seperti hujan. Dimana merelakanmu kepada hati yang lain agar kau tetap bahagia. Juga tak peduli dengan hatiku. Biarkan luka menggerogoti tiap ruang dihatiku. Bersama waktu, yang akan membawaku pada hati yang baru atau mungkin tetap pada luka yang lama.
18 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...