70

39 1 0
                                    

Aku terluka, cukup. Itu saja

Secarik kertas kembali menyapaku, kini aku membacanya di taman. Sesekali memendang gadis-gadis jepang yang putih. Mereka sangat sopan menurutku. Semakin membuatku betah berlama disini.

Untukmu, tempat terbaik aku bercerita sendu

Saat kau membaca surat ini, kuharap kau tidak ikut terluka. Aku pikir, setelah aku menikah dengannya hidupku akan lebih baik. Tapi aku salah. Amat salah. Suamiku sebenarnya tidak pernah menginginkan pernikahan ini, dia menikah karena permintaan orang tuanya. Aku sekarang tidak bisa bertahan lagi, bukan karena dia tidak mencintaiku. Tapi sifatnya, dia setiap malam mabuk dan selalu meneriaki aku. Aku mungkin paham tentang sifat itu, tapi sadarkah dia. Sifatnya itu membuatku takut tiap malam, membuatku tertekan dengan rasa was-was.

Aku lelah beberapa hari ini dengan sifatnya. Pagi ini dia muntah-muntah di kamarnya. Lalu dengan nada tinggi menyuruhku membersihkannya. Aku melakukan dengan baik, tapi apa yang dia lakukan setelahnya. Dia meneriakiku karena aku menurutnya, aku lama membersihkan muntahannya. Aku diperlakukan bukan seperti istri yang baik. Aku diperlakukan seperti pembantu atau bahkan lebih buruk lagi. Kuharap, hariku selanjutnya baik-baik saja.

Aku minta maaf jika surat ini lama terkirim. Juga isinya adalah hal yang buruk. Kau mungkin masih bertanya- tanya siapa pengirim surat ini. Anggap saja aku sahabat barumu. Sahabat pena yang selalu membawa luka tiap harinya. Aku tidak ingin banyak darimu, cukup doakan aku agar tetap baik-baik saja.

Note : perasaanku selalu lega saat menuliskan semuanya padamu, tak peduli kau baca atau tidak kau baca suratku.

7 April 2019

Tanyaku selalu berputar saat membaca surat ini. Aku tidak tahu siapa gadis ini dan mengapa ia mengirim surat padaku. Dia membagi lukanya padaku padahal dia tahu aku sedang terluka. Sejahat itukah semesta padaku. Selalu mempertemukan aku dengan luka-luka yang amat menyesakkan. Semesta, aku bukan lagi lelaki kuat seperti dulu. Aku tidak terlalu kuat. Aku tidak kuat seperti dulu karena separuh hatiku telah di bawa oleh seseorang. Telah di rampas dengan paksa hingga harus luruh seperti ini. Aku Terluka, cukup. Itu saja.

Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang