Terabaikan lebih menyakitkan dari yang dilukai. Terimakasih, telah mengabaikanku akhir-akhir ini
Beberapa hari lagi, aku akan menjadi milik gadis itu. Kau yang telah mengirim surat malam ini membuat logikaku gelap. Hatiku terus meminta agar aku memilikimu. Yang sebenarnya, logika terus menolak pernyataan hatiku. Kita terlalu sulit untuk menyatukan hati kita telah retak oleh luka. Bagaimanapun, kau sempat dimiliki oleh orang lain. Dan jika tetap aku lakukan, aku akan di pandang sebagai perusak atas semua rumah tanggamu dulu. Juga kau akan dibicarakan sebagai gadis yang tidak baik. Aku juga seharusnya berhenti mengkhawatirkanmu. Kau bukanlah datang selama ini, kau hanya pembawa luka. Jadi aku harus menghentikan hati untuk merindukanmu.
Kau mestinya tahu diri, berapa kali kau melukaiku dari pertama kita bertemu. Juga saat-saat aku harus merelakanmu bersama yang lain. Kau hanyalah luka. Tak bisakah kau mengertikan dirimu dalam hidupku. Dan malam ini mengirim secarik surat padaku, kau mengira aku ini apa! Aku. Akulah orang paling mencintaimu sekaligus yang menerima luka paling perih darimu.
Sebelum aku pergi, bisakah kita bertemu. Anggap saja pertemuan ini adalah pertemuan dengan penulis surat yang terus mengirimmu lukanya. Pula anggaplah ini surat terakhir dariku. Sebab aku sudah tahu arti diriku dalam hidupmu.
Note : Terabaikan lebih menyakitkan dari yang dilukai. Terimakasih, telah mengabaikanku akhir-akhir ini.
23 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...