Jadikan aku sebagai tempat rebahmu, karena aku akan sembuh dari luka ketika aku berada di dekatmu, walau itu hanya untuk beberapa saat
Malam ini kau datang kembali, kau menceritakan dia padaku. Kau bilang dia telah mencintai orang lain. Jika boleh jujur, aku ingin sekali memukul wajah lelaki yang menyakitimu itu. Tapi apa hak aku dalam hal ini.
Aku bukan siapa-siapa dalam hidupmu. Aku tidak punya hak untuk menjadi bagian ceritamu. Melupakan mungkin tidak harus aku lakukan, sebab aku tidak akan pernah bisa melupakanmu. Sebab kita adalah seorang teman. Ya hanya teman.
Malam ini kuurungkan niatku menggugurkan perasaan ini. Bukan karena aku masih ingin mencintaimu, tapi karena kau merebahkan kepalamu di pundakku, dan hal itu membuat perasaanku yang terluka menjadi sembuh. Kau balut semua dengan kau merebahkan kepalamu di pundakku. Sungguh itu bagian terbaik kita dari pertama kali kita bertemu.
Andai saja aku bisa memilikimu, aku mungkin bisa menjaga matamu untuk tidak menjatuhkan airmata.
30 september 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...