Jejak kita di masa lalu telah mengajarkan aku betapa indahnya dicintai diam-diam. Betapa manisnya rindu pada sahabat sendiri. Mungkin benar, tak ada pertemanan ketika tangan laki-laki dan perempuan saling menggenggam erat. Kau yang pernah menggenggamku erat, harus merelakanku pergi bersama hati yang lain.
Aku kecewa. Aku kecewa saat kau memutuskan menikah dengan orang lain. Namun bukan berarti aku harus merebutmu kembali. Aku tahu, dia lebih berharga dariku. Lebih memiliki harga diri, dan pastinya tidak pernah dimiliki secara sah oleh orang lain. Andai kau bertanya-tanya mengapa aku memilih berdiam lama di rumahmu, aku hanya ingin membuat baju kalian untuk pernikahan. Aku ingin, baju pernikahanmu kubuat olehku, seperti angan-anganku yang dulu. Dan juga tak ada alasan lain aku diam di rumahmu untuk beberapa hari ini, selain melepaskan rinduku yang terakhir.
Semua orang pasti memilki rasa takut. Dan aku paling takut saat ini, saat kau harus dimiliki oleh orang lain. Harus genggam oleh orang lain. Pula hatimu harus melupakanku seutuhnya. Aku ingin bertanya kepadamu ; apakah kau berhasil menghapusku?
Jika benar, ajarkan aku sekali saja. Agar aku bisa bebas dari rindu yang memukul dadaku. Yang tiap malam merindukanmu. Namun tak mungkin, tak mungkin lagi aku mendapatkanmu. Aku benar-benar tidak ingin menjadi tembok dalam perasaan orang lagi.
Jejak kita di masa lalu telah mengajarkan aku betapa indahnya dicintai diam-diam. Betapa manisnya rindu pada sahabat sendiri. Mungkin benar, tak ada pertemanan ketika tangan laki-laki dan perempuan saling menggenggam erat. Kau yang pernah menggenggamku erat, harus merelakanku pergi bersama hati yang lain.
Berapa kali lagi aku harus menerima kehadiranmu. Kau mungkin tak pernah ingin merusak hati kami. Tapi sadarkah kau, selama kau berada disini, aku merasa ada duri yang menikam setiap langkahku. Kau mestinya tahu, bahkan ketika langkah kita hanya berjarak selangkah. Kita tak pernah bisa mengobati rindu, sebab aku kita sendiri takut, rindu kita hanya membawa perih yang semakin mendalam. Pada hati yang telah kita jaga dengan salah.
20 Juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...
