Biarkan aku hanyut dalam kesedihan. Agar aku lebih mengerti tentang mencintai dan merelakan. Karena tidak sedikit dari kita yang bisa merelakan pun mencintai.
Dua hari terakhir ini surat dari gadis misterius membuatku penasaran. Dia terus mengirim surat-surat manis untukku, mengucapkan hal-hal yang mampu membuat hati melayang-layang. Aku sungguh tidak ingin membuka hati, tapi surat dari gadis misterius ini memberiku kekuatan untuk jatuh cinta kembali. Tapi apakah aku akan sanggup? Aku bahkan tidak tahu siapa gadis yang akan aku cintai ini.
Jika boleh jujur, aku belum bisa menghapus lukaku. Aku masih saja meneriaki namamu tiap malam. Sebab kau masih di atas semua hati yang ada. Kau masih menjadi prioritas dalam hati. Pernikahanmu hitungan hari lagi, hatiku kembali sesak. Masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau akan dimiliki orang lain. Aku terus meneriakimu, berharap kau mendengarku dan kembali memeluk.
Tapi sudahlah. Biarkan aku merasakan sakit ini dengan ganasnya. Biarkan aku hanyut dalam luka-luka yang menghadirkanmu. Sebab menghindar dari bayanganmu hanyalah ketidakmunkinan. Kau telah menanam diri di lubuk hati paling dalam hingga sulit untuk mencabutmu. Kau akan segera menjadi milik orang lain. Tapi aku masih kesulitan melepaskanmu. Masih kesulitan melupakanmu. Juga masih mencintaimu sedalam samudra paling dalam. Maafkan aku, masih merindukanmu tiap malam.
30 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...