Sebenarnya aku terluka dengan ikatan pertemanan kita. Hatiku selalu minta ikatan yang lebih. Maaf, atas ketidaksadaran diriku ini.
Semakin hari kau semakin merangkulku dalam hati. Aku tidak keberatan, hanya saja aku sedikit ingin bertanya. Apakah tidak apa-apa? Bukankah kita dua orang yang saling bersahabat. Jika ada perasaan di hatimu, perlihatkan sedikit padaku, agar aku bisa menjadikan kau sebagai pemilik hati yang sebenarnya. Karena jika kita seperti ini dengan ikatan pertemanan. Perasaanku juga terluka. Dan maafkan aku atas hal ini.
Dulu, dengan melihatmu melintas saja sudah membuat hatiku tenang dan nyaman. Dan kini semuanya berbeda, meski kini kau dekat denganku dan menghabiskan banyak waktu bersamaku, aku merasa bahwa aku sedang dilukai dengan perlahan. Aku merasa kalau kedekatan kita sebagai teman berbeda, dan hatiku selalu meminta lebih dari pertemanan. Namun, apakah kau mencintaiku, jika aku menyatakan perasaanku padamu. Aku takut. Kau tidak membalas perasaanku lalu menjauh dengan perlahan. Rasa sederhana seperti inilah yang membuat aku harus diam dalam luka yang aku buat sendiri. Doakan saja, semoga ke depannya aku siap dengan segala risiko yang akan terjadi setelah memintamu menjadi pengisi ruang di hatiku.
25 November 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...