Seindah apapun pertemuan, jika diakhir kita harus berpisah dan terluka. Maka semua tak akan bertujuan.
Kita adalah temu yang menciptakan kehilangan.
Kita memang ditakdirkan untuk saling mencintai.
Namun tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama
Tak pernah
Kita adalah temu yang menciptakan kehilangan
Setelah semua yang terjadi
aku benar-benar menyadari...
bahwa kau tak akan pernah aku miliki
Semua keping hati telah menjadi serpihan luka
Dulu aku pernah berpikir,
akan ada waktu yang tepat untuk kau dan aku.
Dan ketika waktu itu datang, semuanya kandas.
Waktu ternyata memintaku hidup bersama orang lain.
Mengapa waktu kita selalu salah?
Kuharap setelah kepergianmu, patahan itu tak membesar. Tak menyeruakkan luka yang pedih.
Aku menatap bayanganku
Melihat kembali luka yang telah kita buat sendiri
Dan kita telah berhasil,
Melukai diri kita sedalam mungkin.Itu adalah puisi yang berusaha aku buat selama seminggu ini. Aku benar-benar tidak pandai membuat puisi indah. Dan maaf, puisi itu masih saja merenggut luka yang sesak. Malam ini aku sendiri di rumah. Aku benar-benar tidak tahan dengan kekasih yang sah. Dia bukan hanya menggores hatiku, tapi juga menggores wajahku dengan tamparan yang amat keras. Aku tidak mau orang tuaku tahu, karena takutnya mereka akan bertengkar dengan orang tua kekasihku. Pula aku tidak ingin orang tuaku terluka atas hal ini. Aku akan tetap bertahan, walau sebenarnya aku hanyalah boneka dalam hidupnya.
Dia yang kupikir akan membawa bahagia ternyata bukan. Langkahnya tak pernah dekat. Selalu jauh agar aku tak akan pernah menjangkaunya. Aku tidak pernah mengerti atas semua hal yang terjadi. Entah semesta sengaja menghanyutkan dalam pedih yang amat dalam. Atau mungkin aku diciptakan hanya untuk merasakan perih. Dia yang sengaja menaburkan luka pada tepi hati, membawa sendu yang tak henti.
Note : Kita yang dulu pernah jatuh cinta hanyalah sekedar dongeng. Tak terlihat, cukup digambarkan dengan perasaan yang indah.
25 Mei 2019
Jantungku seperti berhenti sejenak. Surat itu seperti tentangmu yang meninggalkanku. Dan mengapa penulis surat ini mengatakan bahwa aku pernah jatuh cinta padanya. Aku tidak ingin kecurigaanku ini menjadi nyata. Sebab kamu adalah hal yang paling cintai namun tak pernah bisa aku miliki. Namun rasa penasaranku memuncak kepada penulis surat ini. Sungguh, tidak mungkin kau yang mengirim surat ini. Kau memang tak seharusnya aku miliki, sungguh tak harus.
28 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...