Perasaan adalah perasaan. Hampir tidak bisa diibiratkan dengan apapun. Disamakan dengan manapun. Sebab ia memiliki sifat tersendiri.
Aku telah duduk berjam-jam, di benda terbang ini. Setiap detik yang kulewatkan selalu saja terlintas wajahmu. Kita mungkin akan bertemu di bawah pohon maple seperti film drama yang sering kau ceritakan padaku. Ku harap, cerita kita bisa seindah cerita mereka, yang berakhir bahagia. Tak ada hal paling menyenangkan selain akhir bahagia. Maka dari itu, terimalah perasaanku nanti tanpa keterpaksaan.
Imajinasiku kini berlarian sana-sini. Berpikir apakah kita akan bertemu di bawah pohon maple atau pohon sakura. Lalu aku akan mengatakan perasaanku dengan sungguh. Dan kau langsung memelukku erat. Apakah akan seperti itu?
Tapi aku kembali teringat, bahwa ikatan kita hanya sebuah sahabat. Perasaan senang dan imajinasiku gugur hanya dalam beberapa detik. Rasa-rasa riang berubah menjadi kosong dalam beberapa waktu. Namun perasaan memang tidak bisa kita hentikan. Dia bisa berubah sesuai yang dia inginkan, bisa saja satu menit ke depan kita gembira karena jatuh cinta. Lalu berubah menjadi sedih karena hati kita berkata 'apakah dia akan mencintaiku?'. Sifat perasaan memang seperti itu, tidak bisa di tebak dan tidak bisa diubah. Kita hanya perlu mengikuti alurnya.
28 Desember 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Terluka
PoetryKita memang tak pernah ditakdirkan untuk saling mencintai. Tak pernah diperuntukkan untuk saling bersama. Tak pernah. Setelah semua yang terjadi aku benar-benar menyadari bahwa kau tak akan pernah aku miliki. Semua keping hati telah menjadi serpihan...