6. Stroller

122K 14.7K 949
                                    

Mamanya Mas Radhit menyuruh kami untuk datang ke rumahnya. Kebetulan Mbak Gani, kakak Mas Radhit baru saja melahirkan anak perempuan pertamanya hari ini.

Oh iya ada kejadian yang menurutku lucu, sebelum Mbak Gani melahirkan. Jadi 2 minggu sebelum Mbak Gani melahirkan, kami sudah di beri tahu tentang perkiraan kelahiran anaknya. Setelahnya Mas Radhit terlihat kebingungan dengan hadiah apa yang akan dia belikan untuk kakaknya.

Dia bingung, tapi tetap kelihatan diam tak banyak bersuara.

Puncak kebingungannya itu di hari Kamis, 2 minggu yang lalu. Dia duduk di depan laptop di dalam kamar sambil memasang wajah serius. Dahinya berkerut, alisnya menukik, matanya menyipit. Aku tahu sih, beberapa hari sebelumnya dia kelihatan membuka situs belanja peralatan bayi. Tapi aku pikir, hari itu dia sedang fokus dengan pekerjaannya saking seriusnya ekspresinya, makanya aku tidak berniat menganggu Mas Radhit.

"Isla," panggilnya akhirnya.

Aku yang tengah menyisir rambut langsung menoleh padanya. "Iya? Kenapa Mas."

"Sini," pintanya.

Aku mendekat kemudian menggumam pelan. "Astaga. Dari tadi Mas liatin stroller bayi sampai seserius itu?" tanyaku heran.

Dia mengangguk.

"Ih? Kok harganya?" Aku mendekatkan diri ke laptop yang ada di pangkuan Mas Radhit untuk memastikan mataku tidak salah lihat.

"Ini harganya segini Mas? Kereta bayi doang? Ya ampun..."

Ya Tuhan. Duit tinggal metik doang apa sih?

Mas Radhit tetap dia sambil memperhatikanku yang masih kaget dengan harga stroller bayi 19 juta itu.

"Ini kita enggak perlu dorong gitu ya? Pakai remote control?"

"Dorong sendiri," terangnya singkat.

"Hah? Idih Mas. Masa iya semahal ini masih harus dorong sendiri. Rugi dong bayar 19 juta? Terus apa bedanya sama stroller yang biasa?"

"Ini ada penangkal sinar UVnya."

"Sembilan belas juta bisa dapet motor Mas. Ini malah dapet stroller bayi."

"Kamu mau motor?"

"Enggak. Cuma ngomong aja."

Sebenarnya aku bukan termasuk orang yang pelit. Aku tahu barang-barang untuk bayi itu mahal. Tapi... 19 juta... Okelah kalau. Harganya masih di bawah 5 juta. Tapi ini 19 juta, untuk sebuah stroller.

Tapi kemudian aku berusaha memahami. Mungkin Mas Radhit memilih yang harganya mahal karena stroller itu bisa digunakan sampai keponakannya nanti memiliki anak dan cucu.

"Hmmm. Yaudah Mas. Iya beli, beli, beli..."

Aku sampai lupa Mas Radhit mau membeli apartemen aja, terkesan ringan seolah seperti membeli makanan. Apalagi ini, stroller bayi? Pasti bagi Mas Radhit bukan barang mahal.

"Kalau kamu ada ide yang lain gak papa," katanya kemudian.

"Enggak ah Mas. Aku enggak tau mau beliin apa, nanti salah lagi. Yaudah stroller aja tuh. Mas mau beliin itu kan?"

Dia mengangguk.

"Bagus warna apa?" tanyanya datar.

"Mbak Gani suka warna apa?"

"Pink."

"Yaudah pink aja."

"Tapi aku suka abu-abu."

"Oh yaudah abu-abu juga bagus."

"Tapi anaknya cewek."

"Yaudah pink." Aku mencoba sabar.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang