40. Pertengkaran Kecil

79.8K 9.6K 761
                                    

"Isla kamu mau apa?"

Pertanyaan itu akhir-akhir ini menjadi pertanyaan harian Mas Radhit.

Dan jawaban yang paling sering aku berikan, supaya tidak membuatnya merasa sedih karena aku tidak menginginkan sesuatu adalah, "Eum... Nanti aku pikir dulu." Padahal setelahnya aku tidak akan membahas perihal itu lagi karena sudah lupa.

"Isla kamu mau sesuatu?" tanya Mas Radhit yang sudah selesai dengan makan malamnya.

"Mau Mas Radhit bantuin cuci piring boleh?" Akhirnya aku memberikan jawaban yang lain.

Mas Radhit hanya tersenyum hambar sambil mengangguk. Usai menunggu aku makan, Mas Radhit langsung mencuci piring, sementara aku memilih untuk membuka kulkas untuk mempersiapkan bahan masakan untuk besok pagi, agar aku bisa menghemat waktu memasak.

Tak lama Mas Radhit selesai dengan piring-gelas cuciannya. Dia kembali menarik kursi yang ada di sebelahku dan menunggu aku memotong brokoli.

"Isla," panggilnya.

"Yaaa?" jawabku panjang tanpa menoleh ke arahnya.

"Kamu gak pengen sesuatu?" Mas Radhit sepertinya sudah lelah menanyakan hal itu, namun dia masih menginginkan aku menjawab jawaban yang lain.

"Pengen apa sih Mas?" tanyaku sembari meletakkan pisau.

"Nyidam."

"Oh... Nyidam. Kebetulan aku enggak ada nyidam-nyidam gitu deh Mas. Kenapa?"

"Enggak." Mas Radhit seolah menolak menjelaskan.

Dia sudah membaca banyak buku kehamilan. Kemungkinan besar Mas Radhit sudah mempersiapkan diri untuk kebiasaan yang biasa dialami ibu hamil, termasuk nyidam.

Apa jangan-jangan Mas Radhit menantikan moment aku nyidam ya?

Aku melirik Mas Radhit sekilas yang tengah bermain dengan brokoli di tangannya. Entah, walaupun Mas Radhit tidak mengatakan apapun, aku seolah bisa mendapatkan jawaban hanya dengan melihat wajahnya.

Aku jadi takut kalau Mas Radhit kecewa.

"Mas?"

"Hm?"

"Nggak semua ibu hamil nyidam kan?"

Mas Radhit kembali menjawab dengan gumaman saja.

"Sejujurnya kalau itu soal makanan. Aku kadang pengen sesuatu Mas. Kayak misal pagi hari aku mau soto, yaudah aku beli soto buat sarapan kita. Atau kalau makan malem aku mau sesuatu, aku selalu dapet itu. Mas Radhit kan kalau makan nggak pernah rewel. Makan apa aja diem. Jadi ya wajar dong kalau aku enggak minta makanan ini itu? Soalnya pada dasarnya setiap aku mau sesuatu, pasti keturutan karena Mas selalu nurut mau makan apa aja."

Mas Radhit hanya mengangguk. Namun dari wajahnya sepertinya hatinya masih sedikit berat.

***

Pagi ini aku berencana memasak tumis brokoli dengan udang. Tumbenan sekali Mas Radhit sudah turun ketika aku tengah memasak. Mas Radhit sudah kelihatan rapi dan segar dengan stelan formalnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang