47. Ngerjain Radhit

75.1K 9.1K 768
                                    

Minggu ini helper yang biasa datang ke rumah untuk membersihkan rumah izin libur. Aku tidak masalah, toh sejak dulu aku terbiasa, menyapu, mengepel lantai, bahkan mencabuti rumput. Aku sangat terbiasa dengan pekerjaan rumah.

Meskipun aku adalah anak tunggal, dan punya sifat clingy, tapi aku tidak manja. Mana bisa jadi anak manja? Pekerjaan rumah selalu menungguku setiap hari. Kebetulan Mama bukan ibu rumah tangga, jadi aku, dan Mama selalu membagi tugas. Mamaku mungkin seperti Mama kalian, yang kalau anaknya rebahan sebentar pasti berteriak 'rebahan terus, itu sapu dipegang dulu.'

Liburnya orang yang biasa membersihkan rumah kami, justru menjadi boomerang untuk Mas Radhit. Aku sedang dalam masa ngambek mode on, pasca Mas Radhit yang memberiku waktu dengan Auryn. Semua pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel lantai, bahkan mencuci piring—yang setiap hari aku lakukan, semuanya aku bebankan kepada Mas Radhit.

Kejam sedikit nggak apa-apa kan?

Aku sudah pernah bilang kan, Mas Radhit itu tidak pernah memegang pekerjaan rumah? Lalu bagaimana hasil kerjanya? Hmmmm

"Mas itu kok lantainya jadi bau amis?"

"Remahan makanan kamu belum bersih tuh Mas."

"Mas jendelanya kok jadi nggak bening. Kamu bersihinnya gimana?"

Soal komplain itu, aku benar-benar tidak melebih-lebihkan. Pekerjaan rumah yang di kerjakan oleh Mas Radhit benar-benar kacau.

Tapi Mas Radhit ini memang pintar, kemarin dia membeli robot yang dapat digunakan untuk menyapu dan mengepel lantai. Tapi dia agaknya lupa rumah ini sebesar apa. Jadi belum sempat tersapu semua ruangan, baterainya sudah habis duluan. Di kesempatan itu aku menyuruhnya melanjutkan pekerjaan tersebut dengan manual.

Salah siapa punya rumah sebesar ini? Capek kan?

Akhir-akhir ini juga, aku sengaja bertingkah banyak mau. Aku akan lebih rewel, dan sengaja meminta sesuatu yang cenderung merepotkannya.

Rasain Mas, istrimu jadi lebih manja dari Auryn!

"Mas..."

Mas Radhit yang sedang mencuci piring segera menghampiriku. Sekilas tentang cuci piring, Mas Radhit memesan mesin pencuci piring beberapa hari yang lalu, tapi sampai hari ini belum tiba di rumah.

Mas Radhit berdiri tak jauh dariku tanpa suara, dan aku pura-pura tidak melihatnya.

"Mas Radhit."

"Iya?" akhirnya dia bersuara.

Aku menatapnya dari sofa. Kemudian menjulurkan dua tanganku. "Pegel banget ganti channel TV. Pijitin."

Aku dalam hati tertawa puas.

Mas Radhit tidak menjawabku, tapi tangannya langsung bergerak memijat lenganku, sementara satu tanganku yang lain memegang smoothies buatan Mas Radhit. Feels like a queen.

Aku tersenyum lebar sambil menonton TV.

Aku lupa berapa lama Mas Radhit memijatku, tapi tahu-tahu aku sudah tidur dengan kepala yang bersandar di bahu Mas Radhit.

"Mau makan," kataku padanya.

Mas Radhit mengalihkan pandangannya dari TV. Dia masih diam. Ya memang kerjaannya diam kan, Isla?

"Mau ayam goreng kfc, tapi makannya di rumah aja. Terus nanti dibikin ayam geprek. Mas Radhit yang bikin, cabai rawitnya 5, bawang putih yang kecil 1, terus di uleg, dan di geprek sama ayamnya," terangku panjang.

"Iya," jawabnya akhirnya.

"Mau ikut?" lanjutnya.

Aku menggeleng.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang