82. It's Coming

31.1K 4.2K 220
                                    

Di dunia yang berisik, penuh drama, penuh ke kompleksannya, aku hidup di dalamnya bersama seseorang yang selalu tenang. Berisiknya dunia seakan tidak pernah mengusiknya, padahal kami berdua berada di dalamnya. Mas Radhit seakan membawaku ke pinggiran dunia yang berisik itu dan memilih untuk menjadi penonton, menonton cepatnya dunia berputar dan keributan di dalamnya.

Mas Radhit hanya akan diam. Dia tidak akan membiarkan hal-hal di luar sana mengusik kehidupannya. Apa pun yang terjadi di luar sana bukan urusannya, dan tidak akan pernah menarik minatnya untuk sekedar ikut-ikutan.

Entah lah, apakah ini termasuk konsep to life a mindful live ala Harindra Radhitya? atau mungkin lebih ke konsep hidup bodo amat.

Aku terkekeh pelan. Sambil membayangkan wajah lempeng Mas Radhit apabila ada keributan yang sama sekali tidak mengusik hidupnya. Mungkin dibatinya dia akan berkata "I don't give a fuck", kemudian dia akan berlalu begitu saja.

Hmmm. Biar aku ingat-ingat... Belum pernah rasanya Mas Radhit ikut-ikutan berkomentar soal berita-berita di TV, nggak pernah juga dia ikut-ikutan mengeluh soal kebijakan publik yang kadang dirasa merugikan masyarakat. Teman-temannya ribut-ribut dia juga hanya diam. Nerisik tetangga protes jalan depan kompleks yang mulai rusak juga diam saja, padahal Mas Radhit yang setiap hari melewatinya kena imbasnya.

Mas Radhit itu seperti punya dunia sendiri. Dunia yang hanya bisa masuki orang-orang terdekatnya, dan hanya bisa dipahami orang-orang dekatnya. Memang dia ini manusia eksklusif, elit dan bicaranya sulit.

Aku menyesap air kelapa yang tadi dipesankan Mas Radhit, sambil duduk santai di teras sebuah cafe yang terletak di kawasan apartemen tak jauh dari rumah kami. Begitu pesananan datang, Mas Radhit langsung pamit pergi dari cafe yang memiliki suasana pantai tropis ini. Kebetulan dia ada janji dengan asistennya. Yang aku maksud ini asisten yang membantu jual beli property milik Mas Radhit.

Sebetulnya asistennya itu lebih mirip seperti juru bicara. Karena semua hampir semua pembeli, penjual, atau penyewa, akan berhubungan dengan asisten Mas Radhit. Mas Radhit baru akan bertemu dengan client apabila ada keadaan mendesak atau penting.

Contohnya hari ini, apartemen yang disewakan, ternyata kembali dalam keadaan rusak. Dan Mas Radhit datang untuk memeriksa langsung kerusakannya sekaligus mempertimbangkan perbaikan apa yang akan dilakukan.

Aku malas ikut untuk naik ke apartemen. Jadinya aku memilih untuk menunggu di cafe ini saja. Kebetulan aku sedang ingin minum air kelapa asli. Di rumah ada sih, tapi air kelapa kemasan. Pernah sekali Mas Radhit membeli kelapa hijau beberapa biji. Sayangnya Mas Radhit nggak meminta untuk ditipiskan kulitnya, akhirnya kelapa-kelapa itu berakhir di pos satpam karena tetangga dekat juga nggak ada yang memiliki pisau besar.

Sejak saat itu, Mas Radhit selalu membeli versi kemasan. Waktu diberitahu kalau sekarang ada kelapa Thailand yang mudah dibuka, Mas Radhit juga tetap memilih membeli air kelapa kemasan. Katanya, daripada nanti bingung bukanya gimana.

Aku duduk dengan tenang di dekat pintu masuk sambil melihat ke arah jalanan. Sedari pagi aku merasa baik-baik saja. Nggak ada pikiran atau firasat apa pun hingga saat ini.

Tapi saat aku kembali akan meminum air kelapa, aku merasa bagian bawahku mengeluarkan air dan hal itu tidak bisa aku kendalikan karena datangnya tiba-tiba saja.

Tanganku dengan cepat menelpon Mas Radhit, dalam hati aku berharap air ketuban yang pecah saat ini tidak terlalu banyak jadi tidak membasahi kursi atau lantai.

"Mas?" panggilku.

Sebelum dia membalas aku buru-buru melanjutkan. "Ketubanku pecah. Ayo balik sekarang."

"Iya. Aku turun" jawabnya yang terdengar tenang.

Aku tidak tahu apakah dia betulan tenang atau hanya mencoba untuk tenang. Waktu ketuban Refa pecah dan  semua orang panik karena Refa juga mengalami kontraksi, Mas Radhit beberapa bulan yang lalu sama sekali tidak mengubah wajahnya. Wajahnya ya tetap seperti biasa, datar dan tanpa ekspresi.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang