37. Cemburu

85.8K 9.6K 301
                                    


Tadi Mas Radhit bilang, Teslanya baterainya habis di jalan. Kebetulan mobil Mas Radhit bahan bakarnya listrik, bukan besin atau yang lain jadi dia butuh home charging station untuk mengisi daya listriknya. Dan setahuku Mas Radhit hanya mengisi daya ketika di rumah saja. Kemungkinan besar Mas Radhit sedang mencari mobil derek atau semacamnya untuk mendorong mobilnya.

Ada-ada saja ya...

Ketika aku hendak memesan taksi online, salah satu anak ayam —aku menyebut pegawai baru seperti itu— menawarkan boncengan. Kebetulan temannya tinggal di Citra Gading. Tentu saja dengan senang hati aku terima.

Tak lama kami sampai, dia kaget karena rumah temannya ternyata berdekatan dengan rumahku.

"Mbak! Temen gue si Jaerend ini!" seru Brian keluar dari mobilnya.

Aku melebarkan mata excited. "Seriusan Bri? Wah kebetulan banget ya? Jaerend sering main ke rumah sama temennya juga loh..."

"Gue kenal! Darren sama Wildan kan Mbak?" Brian bersuara dengan sangat bersemangat.

"Iya! Kok kenal juga?" Aku penasaran.

"Kita dulu temen KKN Mbak."

"Oh... Seru ya mereka. Berisik gitu."

"Bikin pusing sih iya Mbak," keluhnya.

"Tapi gemes liatnya."

Brian tertawa, "Tobat Mbak, tobat. Mereka resek abis."

"Bentar mumpung di sini gue telpon Jaerend dulu ya Mbak. Barangkali bisa sekalian nongkrong bareng," lanjutnya kemudian menelepon Jaerend.

Selesai menelepon Brian kembali bersuara, "Mbak gue ijin nunggu di sini ya? Jaerend lagi otw balik."

"Iya gak papa. Sekalian gue temenin nungguin aja."

Sambil menunggu Jaerend, Brian banyak bercerita tentang Darren, Wildan, dan Jaerend. Aku mendengarkannya sambil sesekali tertawa karena kebanyakan yang diceritakan Brian adalah hal-hal yang cenderung konyol.

Dari kejauhan sebuah mobil nampak terlihat. Awalnya aku acuh, karena mobil itu terlihat asing. Namun ketika mobil itu berhenti di depan rumahku, aku baru sadar kalau itu Mas Radhit.

 Namun ketika mobil itu berhenti di depan rumahku, aku baru sadar kalau itu Mas Radhit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas Radhit keluar dari kursi penumpang dengan wajah nampak tidak menyenangkan. Ketika aku hendak memperkenalkan Brian dia hanya menoleh dan mengangguk sebentar lalu masuk begitu saja.

Aku langsung menyadari ada sesuatu yang salah. Meskipun Mas Radhit diam, kadang tidak pedulian dengan sekitar, tapi yang terjadi barusan menunjukkan hal yang lain. Mas Radhit cemburu.

Tapi karena tidak enak dengan Brian, aku masih menemaninya menunggu Jaerend. Beruntung Jaerend segera muncul sehingga aku bisa segera masuk ke dalam rumah. Ketika aku sampai di kamar, Mas Radhit sedang mandi, jadilah aku kembali turun ke dapur dan membuatkan makan malam untuk kami.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang