67 Baby Shower

59.2K 8.6K 871
                                    


Ada sesuatu yang aneh. Aku merasa ada sesuatu yang sedang mengawasiku. Akhirnya aku membuka mataku. Dan benar saja...

Ketika aku membuka mataku Mas Radhit sedang duduk di sebelahku seakan menunggu aku terbangun sembari menatapku datar.

Aku kemudian bangun dan menyingkap selimutku. Mataku belum sepenuhnya terbuka, namun aku paksakan untuk menatapnya sambil mengumpulkan nyawaku yang masih tertinggal di alam mimpi.

Oke, sedikit TMI yang tidak penting-penting amat. Tadi aku bermimpi, Mas Radhit membelikan aku balon warna-warni.

"Pagi Isla," sapa Mas Radhit yang detik itu juga langsung membuat mataku melebar. Padahal tadi aku sedang berusaha membuka mataku.

Jiwa cemasku akan kerandoman Mas Radhit langsung bangkit. Aku mencium gelatat yang aneh.

Sangat aneh.

Mas Radhit menungguku terbangun sambil menatapku dari posisi duduknya saja sudah aneh! Biasanya tidak begini. Kalaupun Mas Radhit sudah bangun, biasanya dia masih memelukku sambil menatapku di posisi tidurnya.

Namun hari ini?

"Pa-gi..." Aku membalasnya dengan ragu-ragu.

Mas Radhit yang duduk di sampingku tersenyum lebar.

Wah...

Ada apalagi ini?

"Mas Radhit kenapa?" tanyaku penasaran.

"Rahasia," jawabnya dengan senyum usil.

Apa ya?

"Mana rahasianya?" tanyaku lagi sambil mengamati wajahnya yang jujur saja sudah segar, seperti bukan orang bangun tidur.

Mas Radhit kemudian bergerak turun dari tempat tidur, berikutnya tangannya dia ulurkan padaku untuk aku terima. Setelah aku berdiri kemudian Mas Radhit melangkah ke belakang tubuhku dan memasangkan penutup mata.

"Eh?" Aku sedikit terkejut namun aku tidak bertanya lebih lanjut.

Mas Radhit kembali meraih tanganku lalu menuntunku berjalan dengan hati-hati. Aku sama sekali tidak bertanya atau berkomentar apapun. Yang aku lakukan hanya berjalan dengan sangat pelan sambil mengikuti arahan Mas Radhit.

Setelah berjalan dengan mata tertutup, bahkan sampai menuruni tangga. Mas Radhit menghentikan langkahnya.

"Isla?" panggil Mas Radhit.

"Jangan marah ya?"

Wah... sudah diberi warning saja. Otakku sibuk menerka kira-kira apa yang akan menjadi kejutan pagi ini. Ngomong-ngomong soal pagi, aku bahkan tidak tahu ini jam berapa.

"Siap sama kejutannya?" bisiknya dekat dengan telingaku.

"Hmm." Aku mengangguk.

"Aku buka ya?"

Jantungku berpacu sedikit lebih kencang, dan bercampur rasa penasaran.

Ketika Mas Radhit melepas penutup mataku, mataku yang tadi aku pejamkan kemudian perlahan aku buka.

"WELCOME TO ISLA BABY SHOWER!"

TING! TING! TING! TING!

Setelah Darren memberikan kalimat pembuka, Jaerend dan Wildan langsung mengetukkan sendok ke piring yang mereka bawa.

Di depanku saat ini ada enam balon warna-warni yang menggantung di pintu yang mengarah ke halaman belakang rumah. Kebetulan pintu itu cukup lebar, jadi enam balon itu cukup untuk digantung di sana.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang