43. Isla Cemburu

74.6K 8.5K 505
                                    

"Bagus?" tanyaku sambil berputar untuk memperlihatkan dress denim dengan motif floral yang aku kenakan

"Bagus?" tanyaku sambil berputar untuk memperlihatkan dress denim dengan motif floral yang aku kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hm," jawab Mas Radhit dengan anggukan.

Malam ini Mas Radhit mengajakku ke reuni SMA-nya. Untuk datang ke acara itu, Mas Radhit membelikanku dress cantik yang aku tidak bertanya berapa harganya. Nanti kalau aku tanya, bisa-bisa aku samakan lagi dengan sepeda motor.

"Tapi perutku buncit..." Aku mengusap perut buncitku.

"Iya."

"Iya apa Mas?"

"Iya, nggak apa-apa."

Aku tersenyum lalu berjalan ke arah Mas Radhit dan merapikan rambutnya dengan pelan. Mas Radhit malam ini terlihat memakai jacket denim yang memiliki motif floral juga. Meskipun motifnya tidak sama dengan bajuku, tapi pakaian kami sekilas terlihat seperti baju pasangan.

 Meskipun motifnya tidak sama dengan bajuku, tapi pakaian kami sekilas terlihat seperti baju pasangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku akuin Mas Radhit pandai sekali mengatur penampilan. Dia selalu stylist, dengan style-nya yang calm dan tidak berlebihan.

"Eh, ada jerawat," kataku ketika melihat jerawat kecil di dagu Mas Radhit.

"Aku pencet boleh?" godaku.

"Isla..."

Aku tertawa pelan dan Mas Radhit segera membalasku dengan cubitan pelan di pipiku.

"Ayo." Akhirnya Mas Radhit beranjak dari tempatnya duduk dan mengajakku untuk berangkat sekarang.

Pergi ke reuni SMA Mas Radhit, artinya di sana aku akan bertemu teman Mas Radhit seperti, Oliv, Julian, Samuel, Brin, dan Darwin. Itu tandanya aku harus mempersiapkan diriku dengan segala kelakuan teman Mas Radhit yang sebenarnya juga tidak kalah bikin pusingnya.

Reuni SMA Mas Radhit digelar disebuah hotel mewah tak jauh dari gedung SMA berada. Aku tidak heran, karena setahuku SMA Mas Radhit itu merupakan SMA swasta dari yayasan elit di daerah kami. Selain biayanya yang terkenal selangit, kebanyakan muridnya didominasi oleh anak-anak dari keluarga old money.

"Dhit!" seorang laki-laki melambaikan tangannya.

Tanpa bicara panjang Mas Radhit menggandeng tangaku menuju meja yang sudah diisi oleh wajah-wajah familiar.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang