46. Ayah Radhit II

67.8K 8.4K 252
                                    

"Nggak ngerepotin kan Dhit?"

"Nggak."

"Oke. Titip sehari lagi ya? Senin pagi ntar Auryn gue jemput."

Mas Radhit tidak menjawabnya lagi. Mungkin baginya jawaban 'nggak' tadi sudah cukup.

"Gue tutup ya," kata Mbak Gani di ujung telepon.

"Hari ini Auryn nggak jadi dijemput? Iya?!" Aku girang sekali.

"Iya."

"Asik! Auryn di sini sehari lagi sama Mama Isla! Hooray!"

"Ayah Radhit punya banyak buku cerita, nanti Mama dongengin ya?"

Auryn kemudian mengoceh dengan bahasa bayinya.

"Iya... Auryn suka ya di sini? Auryn pinter."

Bicara dengan bayi ternyata menyenangkan. Meskipun aku tidak tahu apa yang Auryn bicarakan.

Auryn pagi ini sudah cantik dan wangi. Pagi ini Mas Radhit yang memandikan Auryn. Mas Radhit benar-benar belajar bagaimana cara mengurus bayi, dia sangat serius. Kemarin Mas Radhit melihatku memandikan Auryn, mengganti popok, dan membuatkan susu, dia memperhatikan semua hal yang aku lakukan untuk Auryn dengan seksama.

Kagetnya adalah, satu jam yang lalu Mas Radhit mengatakan padaku, dia ingin memandikan Auryn. Awalnya aku ragu, tapi kan kemarin aku sudah bilang kemampuan Harindra Radhitya ini tidak boleh diragukan. Dengan perasan was-was aku memperhatikan Mas Radhit memandikan Auryn, ternyata Mas Radhit memang bisa memandikan Auryn dengan gerakan lembut dan berhati-hati.

Aku menahan senyum ketika mengingat kejadian satu jam yang lalu itu. Meskipun kausnya basah terkena cipratan air, Mas Radhit sama sekali tidak terganggu. Ketika Auryn mulai mengoceh, Mas Radhit akan tersenyum dan terkadang tertawa kecil.

"Isla," panggil Mas Radhit sambil membuka pintu kaca sebagai akses ke halaman belakang.

"Iya Mas? Kenapa?"

"Auryn berjemur dulu sebentar."

Eh? Kok aku nggak kepikiran ya?

Ketika aku hendak melangkah keluar rumah, Mas Radhit mendekat dan mengode untuk menggendong Auryn.

"Yaudah Mas berjemur dulu aja, aku bikinin jus dulu ya?" pamitku kemudian.

Memberikan Auryn kepada Mas Radhit ternyata adalah pilihan yang kurang tepat. Kenapa? Karena setelahnya aku tidak dibiarkan menggendongnya lagi! Mas Radhit juga cenderung menjauhiku. Ketika aku ikut duduk di halaman belakang Mas Radhit akan masuk ke dalam rumah. Ketika aku menyusul ke ruang TV, Mas Radhit akan berjalan ke teras depan rumah, dan ketika aku susul ke kamar dia akan turun ke bawah.

Aku tahu penyebabnya adalah karena Mas Radhit kalau ada di dekatku, dia masih malu-malu untuk menunjukkan perhatiannya kepada Auryn. Sebelum aku makan siang, aku mengintip Mas Radhit dan Auryn di kursi halaman belakang rumah, Mas Radhit terlihat bicara dan menggoda Auryn dengan sangat lancar!

"Auryn..."

"Liat, ini bunganya Mama Isla..."

"Bagus?"

"Ayah Radhit mau beliin Auryn baju lucu mau?"

"Mau?"

"Iya... Nanti ya. Ayah bilang ke Mama Isla dulu."

Jujur ini menggemaskan, tapi juga menyebalkan!

Karena aku tidak mau mengganggu kebahagian Mas Radhit, hari mingguku aku habiskan di kamar untuk tidur. Aku pikir nanti Mas Radhit akan segera menyusul, tapi hingga jam makan siang Mas Radhit belum terlihat masuk.

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang