19. Citra Gading: Komplek Yang Aneh

108K 12.3K 564
                                    

Mas Radhit itu enggak pernah megang sapu, enggak pernah megang pel, enggak pernah megang setrika. Pokoknya enggak pernah megang pekerjaan rumah.

Mama udah pernah minta maaf ke aku soal ini sih. Mas Radhit selalu dimanjakan oleh Mama sejak keluarga lebih mapan. Mengingat dulu orangtua Mas Radhit pernah hidup kekurangan, jadi setelah mereka mapan Mama tidak pernah sekalipun menyuruh Mas Radhit atau Mbak Gani mengerjakan pekerjaan rumah.

Tapi kan ya enggak gini juga...

Kalau Mbak Gani sih, aku lihat dia masih terkadang membantu helper di rumahnya menyapu dan beres-beres rumah. Kalau Mas Radhit?

Enggak pernah...

Dia terlalu mengandalkan helper yang bekerja di rumah kami yang bekerja 3 hari sekali. Bahkan ketika aku mau memegang sapu Mas Radhit selalu mengambilnya lagi.

Ah. Ngomong aja takut kesindir gara-gara enggak pernah megang kerjaan rumah kan Mas?

Mas Radhit paling banter hanya membantuku mencuci piring. Tapi aku jadi khawatir. Tangan sultannya itu jadi kasar enggak ya?

Hari ini hari Minggu. Sedari kemarin yang dilakukan Mas Radhit hanya tidur, nonton TV, dan bermain fifa. Aku sebenarnya berharap kalau Mas Radhit akan mengajakku keluar, tapi dia kelihatan asik sendiri menikmati waktunya.

Masa iya harus nunggu tanggal 14 dulu biar bisa jalan sama Mas Radhit?

Hari ini aku sudah belanja sayuran di depan komplek, pergi bersama Refa ke arisan ibu-ibu, sementara Mas Radhit masih betah di depan TV sambil rebahan di atas sofa sedari pagi dia membuka mata, dan  hingga kini pukul 3 sore.

Sedari minggu kemarin, Mas Radhit selalu berada di rumah saat weekend. Tidak ada berkuda, tidak ada bertemu teman-temannya, dan tidak ada tiba-tiba mau membeli apartemen baru. Dia benar-benar berada di dalam rumah, tanpa terkena sinar matahari.

"Gak bosen apa Mas? Dari kemarin di depan TV terus?"

Tidak ada jawaban.

"Mas Radhit bisa denger Isla enggak ya?"

Dia menoleh ke arahku.

"Enggak bosen, Isla," jawabnya akhirnya.

"Aku liatnya bosen. Mas keluar nyabutin rumput atau nyiramin tanaman gitu kek. Jangan di rumah terus. Meskipun Mas enggak ada kerjaan, atau agenda di luar rumah tapi ya coba lah ngapain gitu. Jangan di depan TV terus. Matanya sakit nanti."

"Aku males Isla."

Jujur banget.

"Dih jangan males. Olahraga aja sana, sepeda 70 jutanya di pakai."

Cup!

Aku langsung mendorong tubuhnya.

"Kebiasaan! Biar aku diem kan?" seruku dengan jantung yang sedikit berpacu kencang.

Mas Radhit nyengir.

"Nyuci mobil aja tuh. Mobil kesayangan Mas kelihatan debuan."

Mas Radhit terlihat menurunkan sudut bibirnya ke bawah. Sudah pasti dia tidak setuju dengan saranku.

"Mumpung sore nih Mas. Sambil hirup udara di sore hari. Sanaaa." Aku mendorongnya ke menjauh dari sofa.

"Enggak ada sabun cuci mobil."

"Pakai sabun mandi aja," candaku yang membuat Mas Radhit kembali mendekat.

"EH! IYA-IYA. Bercanda Mas. Hish! Suka banget sih bikin aku kaget!"

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang