65. Comeback Home

53.5K 9.2K 822
                                    

Rasanya sudah lama sekali aku dan Mas Radhit meninggalkan rumah ini.

Padahal kami di rumah sakit hanya beberapa hari.

Hal yang pertama aku dapati ketika keluar dari Tesla milik Mas Radhit adalah tumpukan paket yang menggunung di depan pintu rumah.

Sontak aku langsung menoleh ke arah Mas Radhit. Yang ditatap hanya menatapku datar.

"Perasaan kemarin kita belanja online nggak sebanyak ini Mas?" selidikku.

Di RS aku dan Mas Radhit memang menghabiskan waktu untuk membuka online local brand. Jangan tanya ide siapa, ya tentu saja ide Mas-mas boros yang ada di sebelahku ini. Mas Radhit tanpa banyak bicara menyodorkan iPad miliknya dan menyuruhku memilih apapun yang aku sukai. Karena Mas Radhit sudah menemaniku selama di RS, jadi aku menurut saja pada waktu itu.

Tapi...

Aku ingat betul. Aku hanya mencapture dua potong dress dan satu flat shoes.

"Mas?!"

"Iya?"

"Iya?!" gerutuku sambil mendekat ke arah tumpukan paket itu.

Nama yang tertulis memang Harindra Radhitya, tapi nama brand semuanya adalah brand perempuan!

"Mas Radhit mau pakai baju cewek apa gimana?" galakku padanya.

Dengan santai Mas Radhit menyingkirkan paket yang menghalangi jalan dengan kakinya untuk membuka pintu.

Paket itu seperti tidak ada artinya.

"Mas... Jangan pakai kaki juga."

Baru lah Mas Radhit berjongkok dan kembali menyusun paket yang tadi dia singkirkan dengan kaki. Udah telat Mas! Keburu kamu tendangin tadi!

Pintu terbuka, dan Mas Radhit mempersilakan aku untuk masuk. Tanpa menoleh ke belakang, aku berjalan masuk begitu saja berpura-pura tidak peduli.

"Beresin paketnya, sekalian dibuka. Kalau buat aku, aku maunya nerima udah dalam keadaan nggak dibungkus."

Biar saja Mas Radhit buka sendiri. Siapa suruh main checkout sesuka hatinya, padahal aku hanya memilih dua potong dress?

Aku melangkahkan kaki ke kamar. Baru beberapa hari meninggalkan rumah, naik tangga saja rasanya melelahkan. Mungkin besok aku harus minta izin supaya kamar kami sementara di pindah ke lantai bawah.

Sampai di kamar, aku langsung mandi dan setelahnya membersihkan tempat tidur. Meskipun tidak terlihat kotor, kamar harus selalu dibersihkan sebelum dipakai.

Cukup lama aku menunggu Mas Radhit masuk ke dalam kamar.

"Isla," panggil Mas Radhit dari luar kamar.

"Nggak dikunci kok," jawabku yang duduk di atas tempat tidur sambil menonton TV.

"Buka," katanya lagi yang membuatku segera bangkit dan membuka pintu.

Ketika pintu terbuka, Mas Radhit terlihat kesusahan membawa tumpukan baju dan beberapa kardus yang ditumpuk hingga menutup wajahnya. Pantas kalau dia tidak bisa membuka pintu sendiri.

"Ya ampun Mas..." gumamku sambil memperhatikan Mas Radhit yang berjalan dengan kesusahan.

"Haduh. Belum juga sehari, masa aku harus ngomel?" Aku menghela napas panjang.

"Udah semua ini Mas?" tanyaku.

"Masih ada."

Aku menepuk dahiku pelan. "Ya udah lanjutin. Aku mau tidur aja."

Soundless HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang