13. Wish.

1.3K 333 113
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Minyoung cuma bisa diam sambil menunggu hantu dihadapannya itu berbicara ke dirinya.

Papanya sudah masuk duluan ke dalam ruangan, berbeda dengan dirinya yang duduk di bangku depan.

"Kamu jadi minta tolong atau tidak?" tanya Minyoung yang agak sebal karena hantunya gak berbicara-bicara dari tadi padahal dia sudah menunggu.

Diakan mau masuk lagi melihat adiknya yang baru saja bangun itu.

"Entah, aku antara tidak tega saat ini, walaupun dia tega saja melakukannya padaku," ucapnya sambil tersenyum membuat Minyoung yang ada disana cuma bisa memperhatikan.

Dia gak tau mau melakukan apa, kalaupun bisa membaca pikiran, mana bisa juga dia membaca pikiran hantu.

"Dia saja tega melakukannya ke kamu, kenapa kamu gak tega? Lagipula kamu ingin aku membunuh seseorang," tanya Minyoung tiba-tiba membuat hantu itu menoleh.

"Mana mungkin, aku tau kamu gak akan mau melakukannya, kamu beda dengan papamu," balasnya langsung sambil menatap kearah Minyoung yang cuma bisa tersenyum kecil.

Papanya tentu saja bisa melakukannya dengan mudah, dia bahkan saat itu menusuk perampok dirumahnya aja dengan muka biasa aja.

Bahkan mamanya biasa saja juga melihat itu, walaupun bagi dia itu gak biasa sama sekali, dia gak tau kalau papanya adalah seorang pembunuh, walaupun ya kata mamanya papanya membunuh orang-orang yang bagi mereka menyusahkan, membuat masalah, dan orang jahat tentu saja.

"Sepertinya akan panjang jika aku menceritakan semuanya, intinya aku dibunuh sama sahabatku, gara-gara dia suka dengan cowok yang aku sukai juga, karena takut tersaingi dia akhirnya membunuhku, bodoh ya, padahal tinggal bilang saja dan aku akan menjauh," jelasnya sambil tersenyum seperti tidak ada dendam sama sekali ke orang yang membunuhnya itu.

Padahal ada banyak hantu yang merasa dendam dengan orang yang membunuh mereka, tapi ini beda.

"Aku gak dendam dengan dia, biarkan saja dia nanti kena karmanya sendiri, aku hanya ingin minta satu hal aja ke kamu," lanjutnya sambil memegang tangan Minyoung walaupun tidak bisa.

Minyoung menatap kearah tangan hantu tersebut, lalu tersenyum.

"Aku hanya ingin bilang ke cowok yang aku suka, kalau aku mencintainya selama ini, setelah dia tau, mungkin aku akan tenang," pintanya sambil menangis, bahkan tangisannya saja bukan mengeluarkan darah.

Dia benar-benar tidak dendam sekali sudah dibunuh.

"Aku tentu akan melakukannya, tetap perhatikan saja aku dari jauh, aku akan melakukannya," balas Minyoung membuat perempuan di hadapannya itu mengangguk, diapun memberitahu siapa namanya dan siapa nama cowok yang dia sukai, tentu saja dia memberitahu dimana cowok itu sekolah.

Dirinya harus pergi ke sma ya? Mungkin agak ribet sih, tapi kalau dia tau jadwalnya itu bisa membuatnya sedikit ringan.

Hantu tersebut pergi dan Minyoung segera masuk ke dalam, dimana papanya sedang menggendong adiknya itu.

Minyoung memperhatikan dengan senang adiknya itu, dia senang ada adik, lagipula dia bisa pamer ke Seojin, lalu Seojin akan nangis-nangis ke mamanya, itu menyenangkan.

"Sudah tau hantunya minta tolong apa?" tanya Beomgyu sambil memberikan anaknya itu ke Taehyun yang duduk diatas ranjang itu.

Sebenarnya masih banyak orang disini, lagipula ruangannya luas gak akan buat risih juga.

"Heum, tapi Minyoung harus ke sma biar ketemu sama orangnya," balas Minyoung membuat Beomgyu menganggukkan kepalanya.

"Ternyata di tempat mama dan papa sma dulu," lanjut Minyoung membuat Beomgyu menoleh, smanya dulu?

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang