19. Success.

1.2K 309 133
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Guru kembali menjelaskan tentang mereka yang akan pergi study tour ke luar kota itu.

Hohyeon cuma memperhatikan, dia sebenarnya sangat berterima kasih ke Minyoung karena orang tua dia yang membayarinya study tour ini.

"Wah, aku sudah lama sekali tidak jalan-jalan keluar kota," ucap Minyoung sambil tersenyum ketika mendengar bahwa mereka akan pergi ke 3 kota sekaligus dalam waktu seminggu.

"Serius? Bukankah itu mudah buatmu?" tanya Hohyeon yang mendengar ucapan Minyoung tadi.

Minyoung menoleh sambil tersenyum, "Soalnya mama sama papa ngajaknya jalan-jalan keluar negeri."

Hohyeon yang mendengar itu cuma bisa tersenyum kecil, apa-apaan itu.

Itu artinya cewek di depannya ini suka jalan-jalan tapi keluar negeri bukan keluar kota.

Hohyeon jarang keluar kota, palingan ke rumah neneknya aja yang lumayan jauh dari kota tempat dia tinggal saat ini.

Di kota terpencil karena lebih nyaman aja untuk neneknya yang sudah tua.

"Sebelum acaranya dimulai, aku harus segera memberitahu ibu dari korban yang tersetrum listrik itu," ucap Minyoung sambil menatap kearah depan lagi, dimana guru mereka sedang menyuruh mereka mencatat apa saja yang akan dibawa untuk persiapan study tour.

Padahal bisa saja mengirim fotonya, tapi gurunya berdalih agar kalian serahkan saja kertasnya ke orang tua kalian dan mereka akan menyiapkannya semua.

Acaranya akan diadakan 2 hari lagi, jadi mereka akan bersiap melakukan apapun untuk persiapannya.

Minyoung menatap kearah tulisan obat, dia jarang sakit sih, sekalinya sakit mamanya akan menangis padahal dia hanya demam biasa, mamanya parno sekali ya, tapi Minyoung malah merasa mamanya sangat menyayanginya.

Makanya dia menangis ketika melihat dirinya menderita, bahkan mamanya berkata lebih baik dia aja yang sakit, anaknya jangan, Minyoung sayang mamanya.

Hohyeon yang melihat kearah papan tulis itu cuma menghela nafasnya, ada banyak sekali barang yang disiapkan, bahkan dia gak punya barang itu di rumah, apa perlu dia minta ke ibunya ya?

Tapi nanti ibunya sedang mengumpulkan uang untuk membeli sesuatu ke adiknya, dia jadi bimbang sendiri.

"Kakak kenapa?"

"Tidak apa-apa," jawab Hohyeon langsung soalnya dia mana mungkin berkata dia tidak ada sepatu untuk pergi.

Sebenarnya ada tapi sudah kekecilan dan itupun dia sudah berikan ke adiknya.

Kalau Minyoung tau itu berbahaya, tuh cewek pasti akan membelikannya.

Minyoung yang masih bingung cuma mengangkat bahunya dan kembali menulis apa saja barang yang dibawa.

Setelah semuanya selesai, mereka akhirnya diperbolehkan pulang.

Karena mereka berdua akan pergi ke rumah dari korban yang meninggal gara-gara kesetrum listri, jadi Minyoung pergi bareng Hohyeon naik sepeda.

Dia sudah berkata ke mamanya agar sopirnya tidak perlu repot menjemputnya, lalu mamanya mengiyakan tanpa banyak bertanya.

Taehyun juga tau kalau anaknya mau pergi ke suatu tempat.

Baru saja Minyoung naik sepeda Hohyeon, sudah ada banyak saja yang menatap tidak suka ke mereka, lagian kenapa coba? Minyoung perasaan gak buat masalah sama mereka.

Dasar aneh, Hohyeon segera mengayuh sepedanya menjauh dari sekolah dengan bahunya yang dipegang oleh Minyoung.

Sudah dia bilang, Minyoung itu sudah Hohyeon anggap seperti adik, jadi dia biasa aja, bahkan dia punya adik yang umurnya gak jauh dari Minyoung.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang