87. Miss.

831 219 42
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Ah, book ini sudah sepi, mau aku tamatin rasanya, yang vote sama komen aja sudah dikit banget.

***
Minyoung menatap kearah pacarnya yang berdiri di dekat ibu dan adik-adiknya.

Dia saat ini ada di rumah duka bersama orang tuanya tentu saja, ada Minhyuk dan Seokjun juga.

Dirinya tau, dibalik kata-kata yang sering pacarnya bilang.

Ya, pacarnya sangat membenci ayahnya tentu saja, tapi dia juga tau kalau pacarnya gak berniat untuk mengatakan hal itu.

Bisa saja itu hanya reflek, kasihan pacarnya emang, takdir memang gak bisa diubah dan gak bisa juga menentukan siapa yang akan menjadi ayahnya nanti saat dia lahir.

"Ayo, jangan begitu nanti pacarmu malah berpikir hal aneh," ajak Taehyun sambil memegang tangan anaknya itu.

Lagian Beomgyu gak ada disini karena masih di luar kota.

Setelah melakukan apapun disana, mamanya berbicara dengan ibu pacarnya itu.

Berbeda dengan Minyoung yang melihat pacarnya yang tampak diam, beda sekali dengan adik pacarnya yang mukanya terlihat sedih sekali.

"Kakak gapapa, Minyoung"

Minyoung reflek menoleh kearah pacarnya lagi yang sedang tersenyum kearahnya.

Serius gapapa? Minyoung merasakan pacarnya sedang gak baik-baik saja saat ini, mau orang yang meninggal itu yang sangat dibencipun, itu tetap orang tua pacarnya.

"Kakak bohong," ucap Minyoung membuat Hohyeon tersenyum kecil.

"Aku gak tau kenapa kamu bisa berkata kalau aku berbohong, padahal aku memang tidak apa-apa," balas Hohyeon sambil mengusap kepala adiknya dengan lembut itu.

Seokjun yang melihat itu dari jauh cuma menghela nafasnya, sok kuat memang.

"Dia itu sedih apa enggak sih?" tanya Minhyuk yang ada di sebelahnya itu.

"Kamu kalau kehilangan papamu sedih apa enggak?"

Minhyuk menatap tajam kearah tunangannya itu.

"Sedihlah bego," jawab Minhyuk langsung sambil menatap kesal kearah Seokjun.

"Nah, itulah yang dirasakan oleh Hohyeon saat ini bego," balas Seokjun membuat Minhyuk mau memukul tunangannya itu namun malu apalagi saat ini lagi acara duka masa mereka malah sibuk sendiri.

Kembali ke Minyoung yang cuma bisa tersenyum kecil lalu memeluk pacarnya itu dengan erat.

Tidak peduli mamanya mau melihat tingkahnya saat ini.

Dia hanya ingin pacarnya itu tidak menahan apa yang sedang dia tahan saat ini.

"Kakak jika ingin menangis, menangis saja," ucap Minyoung masih memeluk pacarnya.

Kepala Hohyeon tersandar di bahu mungil pacarnya itu.

"Lagian menangis gak bakalan buat kakak gak jadi keren lagi, kakak tetap keren kok," lanjutnya dan dia bisa merasakan pacarnya itu akhirnya menangis di pelukannya.

Taehyun sebenarnya mau tepuk tangan karena anaknya bijak sekali, namun mana mungkinlah.

Dia akhirnya berjalan duluan keluar meninggalkan anaknya yang masih dipeluk dengan erat oleh Hohyeon.

Ibu Hohyeon menatap anak sulungnya yang menangis saat ini di hadapan Minyoung dan itu membuat sedih.

Hohyeon gak pernah menangis sama sekali, mau dia lagi kesusahan, dibully, atau dimarahin oleh ayahnya.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang