55. Chat.

857 246 122
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Idih, berkurang lagi, maksudnya apaan coba? Masa harus diancam mulu baru mau vote dan komen?

***
Minyoung melihat kearah laptopnya sambil tersenyum ketika melihat cewek yang menantangnya itu terlihat menyedihkan sekali disana.

Fotonya tersebar dimana-mana, bahkan dia diusir dari sekolahan karena tidak membayar uang sekolah, lagipula ya, kalau dia pintar, dia bisa mengurus beasiswa, tapi sayang sekali tuh cewek bodoh.

"Orang tuanya bodoh sekali melakukan hal yang bahkan sudah bisa diprediksi," ucap Minyoung sambil melihat berita apapun di laptopnya.

Mau bagaimanapun dia juga harus melihat perkembangan seperti ini, lagipula orang tuanya adalah seorang pengusaha, mau dia jadi dokterpun dia harus peduli dengan hal ini.

Bisa saja nanti Hanyoung gak berminat dengan hal seperti ini, lalu siapa yang akan meneruskannya coba?

Ah tidak mungkin sih, dia yakin kalau adiknya nanti bakalan lebih menyeramkan daripada dirinya.

Kapan ya adiknya tau kalau papa mereka adalah seorang pembunuh.

Dia mau tau reaksi adiknya bagaimana, pasti sama kagetnya seperti dirinya.

Yaudahlah, nanti juga dia tau sendiri, lagipula adiknya masih sangat kecil saat ini, baru saja berusia 4 tahun.

Dia akan masuk tk sebentar lagi, Minyoung ingin melihatnya.

Masalah bangkrut itu bagaimana ya menjelaskannya, ada sebuah tender yang harus dimenangkan dengan menaruhkan banyak uang bahkan harta, nah masalahnya papanya mau menaruhkan hartanya pun tetap saja gak akan habis walaupun kalah tender.

Perusahaan mamanya sama besarnya, jadi ya mudah kalau masalah uang.

Lalu aset yang dimiliki oleh keluarga Jung itu cuma seperti seperempat harta papanya, jadi kalau kalah hartanya bakalan diambil oleh pemenang tender, maka dari itu keluarga langsung bangkrut seketika dan hartanya langsung lenyap saat itu berpindah tangan ke papanya.

Palingan juga bentar lagi kartu kreditnya akan dipenuhi lebih banyak uang oleh papanya itu, papanya selalu begitu.

Makanya dia bilang, dia saja bisa membeli mobil dengan kartu kreditnya sendiri.

Apa perlu dia mentraktir anak sekolahannya makan di kantin? Sepertinya tetap saja gak akan habis uangnya.

Dia saat ini sedang membuka halaman lain di web dan melihat toko online, sepertinya Minyoung memiliki ide.

Dirinya menekan dengan sembarang barang yang ada disana, bermaksud membeli semuanya dan apakah itu untuknya? Tentu saja bukan, dia memberikannya ke orang lain.

Walaupun melakukan hal ini juga, uang di kartu kreditnya hanya terkeluar sedikit, sudahlah nanti dia pikir cara menghabiskannya gimana, walaupun mustahil.

***
Hohyeon membuka pintu kamarnya saat mendengar suara bel, siapa coba? Padahal dia baru saja pulang dari sekolah.

Dia melihat kearah Seokjun dan Minhyuk yang membuka pintu kamar mereka juga.

"Lho? Ada yang nekan bel kalian juga?" tanya Seokjun saat melihat di bawah mereka ada sebuah paket.

Paket yang lumayan besar sih, entah dari siapa yang jelas mereka bertiga bingung.

"Aku tau ini dari siapa," ucap Minhyuk saat menyadari siapa yang memberikan paket ini.

Hohyeon cuma tersenyum, diapun tau siapa yang memberi ini.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang