18. Life and Love.

1.2K 310 116
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Sampai malam datangpun, Minyoung cuma diam memeluk lututnya sendiri dan disana sudah ada Beomgyu yang memperhatikan anaknya.

"Lagipula itukan dia mati karena ulah dia sendiri, kenapa Minyoung yang merasa bersalah?" tanya Beomgyu sambil menatap kearah Minyoung yang cuma dia.

Taehyun tidak tau mau melakukan hal apa selain memperhatikan Beomgyu dan Minyoung disana.

"Jangan samakan dia dengan dirimu," ucap Taehyun membuat Beomgyu menghela nafasnya, dia pikir Minyoung akan baik-baik saja selama ini menjadi seorang indigo, ternyata tidak sama sekali ya.

Hantu yang Minyoung lihat tadi siang sudah tidak ada di rumah ini, sepertinya dia hanya mau menakuti sebentar Minyoung yang melihat kejadian itu.

Hanya sebatas itu lalu dia menghilang, sialan kalau Beomgyu ada disitu langsung dia hilangkan hantu itu.

"Sepertinya dia ketakutan dengan kejadian yang terjadi di kabel listrik daripada melihat hantunya," ucap Taehyun yang sepertinya memang benar, Minyoung hanya syok karena melihat orang yang mati tadi ada di sebelahnya tadi.

Dia biasa saja melihat hantu, tapi dia gak biasa aja melihat sebuah kecelakaan yang membuat orang mati, dia gak bisa melihat hal mengerikan seperti itu.

"Mungkin," balas Beomgyu sekilas lalu mengacak-acak rambut anaknya itu.

Minyoung masih diam saja, sebenarnya bukan hanya orang tuanya yang memberikannya semangat tapi para hantu disekitarnya juga.

"Ayo sekarang kamu mandi, lupakan hal yang terjadi tadi siang, anggap saja itu hanya mimpi buruk," suruh Beomgyu membuat Minyoung akhirnya beranjak dari duduknya dan berjalan menaiki tangga.

Ya, sebenarnya gak ada gunanya juga dia ketakutan sendiri, Minyoung akhirnya masuk lagi ke kamarnya dan melihat hantu yang tadi siang dia lihat.

Mungkin masih bisa disebut arwah daripada hantu karena dia mati saja belum sampai sehari.

"Takut denganku? Padahal aku tidak berniat melakukan hal aneh ke dirimu," ucap arwah tersebut yang berdiri di dekat ranjang milik Minyoung.

Minyoung cuma bisa diam sambil mengambil handuk agar bisa mandi.

"Aku kesini karena aku hanya ingin minta bantuan kepadamu."

Akhirnya Minyoung cuma bisa terdiam sambil mendengarkan apa yang diinginkan oleh arwah dibelakangnya itu.

"Tentu saja kamu tau aku tidak mungkin melakukan hal itu dengan sengaja, bukan?"

"Lalu?" jawab Minyoung yang bingung saat melihat itu apakah itu kecelakaan, bunuh diri, atau emang sudah diatur oleh seseorang.

Arwah tersebut melihat kearah tempat dimana dia mati, diantara kabel bertegangan tinggi dia tersambar listrik disana.

"Ada yang mengatur semuanya, tentu aku gak akan memintamu untuk membunuhnya karena aku bisa melakukannya sendiri dan aku akan bisa tenang jika dua keinginanku tercapai."

"Apa?" tanya Minyoung yang mulai membalikkan tubuhnya dengan memberanikan diri.

Muka arwah cowok yang usianya mungkin agak lebih tua dari sepupunya itu mulai terlihat sendu.

"Aku hanya mau berkata maaf ke ibuku karena aku belum bisa membahagiakan dia, mungkin kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya, sehabis ini aku akan memperhatikanmu dari jauh, jadi aku akan berterima kasih ke dirimu untuk sekarang, maaf dan sampai jumpa."

Minyoung melihat arwah tadi sudah menghilang, tanpa menanyakan namapun dia sudah tau duluan karena beritanya ada dimana-mana.

Jadi dia bisa mencarinya lewat berita ataupun web penduduk kota ini.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang