60. Bittersweet.

876 228 143
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Kalau saja dia datang kesini bukan untuk berkabung, Minyoung mungkin akan sangat menikmati sekali pergi ke Belanda seperti saat ini.

Namun sayang sekali, dia datang kesini untuk melihat kakeknya yang meninggal di rumah sakit yang memang sudah dijadwalkan oleh kakeknya.

Saat itu di bandara, kakeknya bilang mau pergi ke Belanda karena ada acara bersama temannya, namun kenapa berakhir seperti ini?

Mamanya tidak banyak berkata karena yang meninggalkan adalah ayah dari mamanya itu.

Papanya juga sama, matanya menatap kearah adiknya yang tampak tidak tau apa-apa itu, namanya juga anak umur 4 tahun, mau berharap apa? Dia hanya tersenyum diantara orang yang berkabung.

"Kakak lihat, ada kincir angin yang ada di buku dongeng itu lho," ucap Hanyoung sambil menunjuk sebuah kincir angin yang lumayan besar dari balik jendela rumah sakit.

Minyoung tersenyum menanggapi adiknya itu, lagipula adiknya lebih baik seperti ini daripada menangis.

"Mama lagi sedih ya? Harusnya Hanyoung beli cokelat buat mama," ucap Hanyoung sambil memeluk kaki mamanya itu.

Taehyun cuma menatap kearah Hanyoung sekilas lalu dia terduduk dan memeluk tubuh munggil anaknya itu.

Disaat itulah, Minyoung kembali melihat mamanya menangis, dia pernah melihat mamanya menangis saat mamanya mengalami keguguran, lalu dia yang masuk rumah sakit, dan terakhir saat ini, mamanya jarang menangis, papanya apalagi.

Hanyoung yang awalnya tampak biasa aja itu mendadak menjadi ikut menangis.

"Kamu jangan ikut menangis, nanti siapa yang akan menenangkan mamamu," ucap Beomgyu sambil menantap kearah anaknya itu, Minyoung tersenyum dan mengangguk.

Lagipula bukankah emang begitu siklus manusia, dihidupkan lalu akan dimatikan, ya begitu tinggal menunggu waktu saja.

Rencana awalnya, keluarga mau tubuh kakeknya itu dibawa pulang ke negera asal kakeknya itu lahir, namun kata neneknya berkata suaminya itu mau dikremasi saja, jadi ya mereka akan pulang sambil membawa abu dari kakeknya itu.

"Hanyoung gak boleh menangis," ucap Taehyun sambil mengusap pipi anaknya itu, Hanyoung malah langsung memeluk tubuh mamanya lagi.

Beomgyu cuma mengusap rambut Minyoung yang cuma bisa memperhatikan sekitarnya itu.

***
Setelah kejadian beberapa di Belanda, Minyoung kembali masuk ke sekolah dengan raut biasa saja.

Tidak ada lagi gosip yang beredar tentang keluarganya ataupun dirinya yang katanya gak punya hati karena membuat sekeluarga bunuh diri.

Itukan mereka saja yang gak terima takdir, kalau Minyoung jatuh miskin, dia malah akan terima hal itu dan berusaha untuk kembali bangkit, walaupun itu mustahil.

Karena keluarganya gak akan pernah bangkrut sama sekali, relasi orang tuanya banyak, untuk apa dia takut miskin.

Minyoung bukan sombong, dia hanya memberitahu fakta yang memang terjadi.

Karena ini hari Jumat, pulangnya lumayan cepat dan ada eskul juga, Minyoung membuka pintu ruangan eskul tersebut membuat semuanya langsung menoleh.

"Dimana pacarku?"

"Tepat dibelakangmu," jawab mereka membuat Minyoung menoleh dan disana benar ada Hohyeon yang tersenyum.

Minyoung langsung memeluk tubuh pacarnya dengan erat, lagipula dia gak ikut sekolah tadi, tapi dia ikut eskul, lagipula dia baru saja sampai ke negaranya lagi pagi tadi jadi mana mungkin langsung ke sekolah, bukan?

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang