92. Album.

635 154 69
                                    

Ada yang kangen sama book ini? Kayaknya gak ada sih, wkwkw.

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

Komen yang banyak biar semangat lagi up cerita ini.

***
Setelah melewati beberapa kasus di sekolah ataupun asramanya, akhirnya mereka berada di akhir penghujung sekolah.

Mereka saat ini mau melakukan ujian untuk kelulusan mereka, Minyoung berjalan mengelilingi sekolahan sebelum masuk ke kelasnya, padahal yang lainnya pada sibuk belajar.

Dia bisa melihat ada beberapa adik kelasnya yang libur tapi berada di taman sekolahan untuk bersantai.

Mereka menyapa Minyoung tentu saja, siapa juga yang gak akan menyapa mantan ketua osis yang selalu melakukan kerjaannya dengan bagus itu.

Guru saja sampai terus menerus memuji kinerja Minyoung, walaupun awalnya Minyoung di osis karena terpaksa.

Setelah dilakukan ternyata gak seburuk apa yang dia pikirkan sih.

Matanya menatap kearah jam tangannya dimana sudah menunjukkan pukul 07.15, 15 menit lagi akan dimulai ujiannya.

Mungkin dia harus segera bersiap masuk ke gedung sekolahan.

"Minyoung."

Minyoung berhenti dari jalannya dan menoleh kearah belakangnya dimana ada Seojin yang menatapnya dengan memelas.

Kenapa lagi nih, apakah dia ada masalah?

Dia gak tau sih, lagipula dia bukan pembaca pikiran seperti papa atau adiknya.

"Kenapa sih kamu sudah mau lulus aja."

Ya ampun, Minyoung pikir ada apaan, dia duduk sebentar di bangku yang ada di koridor sekolahan karena dipaksa oleh sahabatnya itu.

Seojin membuka kotak bekal yang berisi roti yang sudah dioles dengan selai nanas, ini kesukaannya.

"Kalau aku gak lulus-lulus yang ada malah aneh," balas Minyoung sambil membuka mulutnya ketika Seojin mengarahkan roti tersebut ke mulutnya.

Seojin merenggut, jika Minyoung lulus, dia gak akan hanya kehilangan satu teman disini.

Tapi banyak teman, apalagi dia juga agak akrab dengan Hohyeon, Minhyuk, ataupun Seokjun semuanya karena Minyoung.

"Dah ya, aku mau ke kelas."

"Semangat."

Minyoung mengangguk dan segera berlarian ke kelasnya, namun dia menghentikan larinya.

"Thanks rotinya," ucapnya agak berteriak lalu lanjut berlari ke kelas.

Seojin cuma tersenyum dan berjalan pergi kembali ke asrama, lagipula untuk apa juga anak kelas 11 datang ke sekolahan ketika murid kelas 12 sedang melakukan ujian.

Kembali ke Minyoung yang membuka pintu kelas dan disana sudah ada banyak sekali murid yang datang termasuk pacarnya.

Hohyeon menatap bingung pacarnya itu, namun gak banyak bertanya karena dia memang sedang fokus belajar.

Berbeda dengan Seokjun dan Minhyuk yang tampak santai, bukan karena mereka sok pintar, tapi mereka pasrah saja dengan kemampuan otak mereka.

Masuk kelas unggulan belum tentu kemampuan otak mereka itu unggulan.

Anggap saja sebagai tambahan murid untuk di kelas unggulan, seperti masuk ke kolam buaya sih emang.

Rank mereka juga sangat jauh dari Minyoung dan Hohyeon, karena memang mereka gak sepintar itu.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang