1. Alone.

2.2K 438 286
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Minyoung masuk ke dalam kelas sambil memperhatikan murid di dalam kelas ini yang tampaknya malah menatapnya semua.

Masih bingung dengan keadaannya, dia bingung saja emangnya dirinya tampak aneh atau bagaimana?

Karena sekolah ini tidak ada mos, jadi dia langsung ke kelas aja, lagipula katanya itu sudah tidak lagi dilakukan dari beberapa tahun yang lalu.

Dia memilih tempat bangku di depan, karena dia selama ini suka sekali duduk di depan bersama dengan Seojin, sayang sekali Seojin harus tetap di sd dan dirinya sudah masuk smp.

Terlihat juga anak-anak dikelas ini berusaha untuk mendapatkan bangku belakang daripada depan, padahal menurut Minyoung guru akan memanggil murid yang berada di belakang daripada depan.

Karena semuanya akan tau kalau tempat duduk di sebelakang itu pasti dijadikan untuk tempat tidur atau mengobrol.

Dia memeriksa handphonenya dan disana ada banyak pesan dari papanya yang berkata ke dirinya untuk semangat itu.

Walaupun orang tuanya sibuk bekerja, tapi mereka tetap perhatian sekali ke Minyoung.

Dia segera memasukkan lagi handphonenya ke jas sekolahnya itu.

Kebetulan juga bangkunya itu cuma sendiri-sendiri, jadi ya gak perlu teman sebangku, lebih baik begini.

Minyoung menatap sekitarnya yang masih menatapnya secara terang-terangan saat ini, apalagi anak cewek dikelas ini, ada apa sih?

"Mereka itu iri dengan kamu," ucap salah satu hantu yang ada disini membuat Minyoung mengeryitkan dahinya.

Iri? Untuk apa iri dengan dirinya coba.

Dia itu sama seperti papanya, bisa berbicara dengan hantu dan tentu saja juga bisa menyuruh hantu, tapi dia gak akan melakukan hal itu, karena hantu bukan babu, biarkan saja papanya yang melakukan hal itu.

Terkadang saja kalau Minyoung ada di kamar, malah hantu yang memanggilnya agar segera turun ke bawah disuruh oleh papanya itu, sungguh penurut sekali.

"Iri?"

"Kamu cantik, kamu pintar, kamu kaya, apapun yang ada di dirimu itu sudah sempurna," balasnya lalu dia melayang-layang dan pergi menembus ke kelas lain.

Minyoung cuma tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, dia mungkin memiliki takdir yang beruntung karena bisa lahir di keluarga kaya raya.

Kalau masalah cantik itu mungkin karena emang keluarganya saja yang mukanya memang semuanya good looking, kalau pintar ya orang tuanya pintar, kalau dia bodoh malah bingung dia anak siapa nanti.

Lalu ada guru yang masuk, sepertinya sih wali kelasnya.

Gurunya itu tampak memperhatikan wajah-wajah anak didiknya, mungkin agar cepat kenal mungkin? Siapa yang tau.

Sebenarnya gurunya itu sedang mencari tau dimana anaknya Beomgyu, alumni dari smp ini.

Sepertinya dia sudah tau yang mana anak Beomgyu, guru tersebut mulai menyambut anak-anak dikelas ini sambil memperkenalkan diri juga.

"Karena ibu sudah memperkenalkan diri, bagaimana kalau sekarang kalian perkenalan dulu?"

Semuanya mengiyakan, sebenarnya Minyoung lumayan malas melakukan hal ini.

Apalagi dia yang memulai pertama kali, karena dia duduk di depan.

"Kenalkan dirimu, nama, umur, hobi," pinta gurunya membuat Minyoung bangkit dari duduknya dan segera berjalan ke depan.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang