11. Misunderstand.

1.4K 340 224
                                    

Sebelum membaca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Minyoung menatap kearah anak kelasnya yang sedang bermain disana entahlah main apa yang jelas dia malas untuk bergabung walaupun banyak yang mengajaknya dari tadi.

Kasus yang kemarin sudah selesai dengan sukses, kakak dari hantu yang meminta tolong ke dirinya itu bebas dari penjara dan berakhir dengan hantu tersebut yang tenang dan menghilang tanpa merasa bersalah lagi ke kakaknya.

Dia malah sekarang ingin segera pulang dari sekolah agar ke rumah sakit karena mamanya melahirkan hari ini, sudah selesai operasi malah, adiknya cowok.

Papanya mengirimkan foto adiknya itu, dasar Minyoung ingin sekali kesana sekarang.

Tadi papanya bilang kalau Minyoung mau izin pulang sekarang gapapa dan langsung ditolak sama Minyoung.

Dia akan kesana sepulang sekolah aja, lagipula dia mau melihat hasil nilai ulangannya, gurunya belum masuk ke kelas saat ini.

"Kakak kerjain pr disekolah terus," ucap Minyoung sambil menoleh kearah belakangnya dan disana ada Hohyeon yang sedang mengerjakan sesuatu.

Ketika semuanya sibuk dengan diri mereka sendiri, maka Hohyeon sibuk dengan prnya.

Minyoung tentu saja sudah duluan mengerjakan prnya itu, lagipula mudah jadi gak terlalu buat pusing.

"Aku sibuk jualan bersama ibuku, lagipula mengerjakan dirumah tambah membuatku pusing," balasnya sambil menutup bukunya itu ketika selesai mengerjakan semuanya.

Hampir beberapa hari ini tidak ada sama sekali yang menganggu karena dia selalu bersama Minyoung.

Walaupun aslinya Minyoung yang berjalan mendekat kearahnya terus, aneh berasa dia saja yang sembunyi dibelakang Minyoung, tapi dia berterima kasih tentang itu.

"Mau roti? Ini dari kedai ibuku, lagipula aku belum ada uang untuk mentraktirmu makan dikantin, jadi aku ganti pakai roti dulu," tawar Hohyeon sambil memberikan roti ke Minyoung.

Minyoung menerima roti tersebut dengan tersenyum, tentu saja dia akan menerimanya, lagipula mau diganti atau mau ditraktir dia gak peduli.

Kalaupun gak ada uang gak usah maksa untuk mentraktir dirinya, lagipula gak berharap juga.

"Terima kasih, lagipula kakak gak perlu mentraktirku, santai aja tau," balas Minyoung sambil memakan roti tersebut, lagipula tadi dia dikantin hanya memesan cemilan jadi dia masih lapar.

Siapa juga yang nafsu makan ketika mamanya lagi operasi begitu, tapi setelah semuanya lancar baru dia merasa kelaparan.

"Aku akan tetap mentraktirmu," ucap Hohyeon sambil terdiam ketika lehernya dirangkul oleh seseorang.

Minyoung baru saja kau berkata ke mereka, tapi Hohyeon sudah ditarik duluan oleh mereka.

"Apa-apaan sih?" ucap Minyoung yang rada sebal itu, dia menatap kearah Seokjun yang sedang bermain handphonenya.

"Mereka siapa?" tanya Minyoung saat menghampiri meja Seokjun, Seokjun yang ada disana langsung menoleh kearah Minyoung.

Seokjun tersenyum, "Itu pembully, aku sekelas dengan mereka saat sd."

Lagipula mereka berani sekali melakukannya lagi di smp, padahal saat sd mereka sudah mendapatkan hukuman.

"Hohyeon mungkin gak akan diapa-apain, palingan dimintain uang," lanjut Seokjun membuat Minyoung mengeryitkan dahinya.

Minta uang? Isi orang dikelas ini atau orang-orang di sekolahan ini miskin semua atau bagaimana? Menjijikan sekali, bagaimana bisa mereka memalak orang yang bahkan lebih susah dari mereka.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang