76. Killer.

834 223 104
                                    

Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.

***
Minyoung menghela nafasnya sambil tersenyum kearah Minhyuk, awalnya dia rencananya itu mau tidur bareng Seojin aja, tapi sahabatnya itu ternyata harus izin pulang karena ada acara bersama keluarganya.

Jadi, Minyoung memilih untuk tidur di kamar Minhyuk aja, perlu diingat bukan kamar Minhyuk, Seokjun, dan pacarnya itu satu lantai.

Lebih aman bukan, dia gak akan tau apa yang akan terjadi malam ini bukan.

"Gapapa tidur aja di ranjang, aku akan tidur disini," ucap Minhyuk sambil menyuruh Minyoung agar berhenti mengikutinya.

Dia gak kemana-mana tau, Minyoung tampak mengikutinya seperti anak ayam dari tadi.

"Aku saja tidur disana, mama tidur disini."

"Lalu akan tega membiarkanmu tidur disini? Gak," balas Minhyuk yang menaruh bantalnya di sofa lalu mulai berbaring disana.

Minyoung cuma tersenyum kecil dan langsung naik keatas ranjang milik mamanya itu, lebih jelasnya mama Minhyuk maksudnya.

Tentu dia akan lebih memilih tidur bareng Minhyuk dibanding dengan pacarnya, pasti bakalan jadi bahan omongan.

Opsi pertama itu Seojin, tapi gagal.

Jadi dia mengambil opsi kedua yaitu tidur bareng Minhyuk yang sudah dia anggap sebagai mamanya.

"Lagipula bagaimana bisa adik dan papamu berkata hati-hati secara bergantian seperti itu," ucap Minhyuk sambil menatap kearah Minyoung yang sudah menyamankan dirinya diatas kasur.

"Entah, yang jelas jika mereka sudah berkata begitu maka pasti akan ada terjadi sesuatu," balas Minyoung membuat Minhyuk menghela nafasnya, bisa-bisanya.

Untuk kali ini berhenti dulu obsesi ke papa Minyoung karena ini lebih penting.

Gurunya itu pasti melakukan hal aneh bukan, bagaimana tidak dia dipecat dengan tidak terhormat dari sekolahan ini, maka jika sudah seperti itu bakalan susah untuk mencari pekerjaan yang baru di sekolah lain.

Cara pemecatannya saja beda, pasti pihak sekolah lain bakalan mikir yang aneh-aneh dulu.

"Tenang aja, aku akan melindungimu, walaupun aku gak terlalu kuat, tapi aku bisa melindungimu, santai aja," ucap Minhyuk sambil tersenyum membuat Minyoung ingin berlarian ke mamanya itu dan mau dia peluk dengan erat.

Tapi batal saat mendengar Minhyuk berkata jangan turun dari tempat tidur.

Minyoung cuma cengegesan lalu mencoba memejamkan matanya karena sudah disuruh tidur, sekarang juga sudah mau tengah malam.

Kan? Minhyuk terlihat seperti seorang mama, bukan?

Berharap gak akan ada yang aneh, Minyoung berharap begitu namun perasaannya tetap saja aneh, tidurnya bahkan tidak nyaman saat ini.

Minhyuk sudah tertidur, Minyoung juga tertidur walaupun lumayan banyak gerak karena gak nyaman, bukan karena tidur disini.

Tapi emang kepikiran, pada akhirnya saat jam menunjukkan pukul 2 pagi, Minyoung terbangun dari tidurnya, semuanya gelap.

Selalu saja jika melakukan kejahatan dengan membuat semua listrik mati, jadi saat ini kamar Minhyuk benar-benar gelap.

Bukan hanya kamar ini saja, Minyoung menyibakkan gorden di jendela dan melihat jika semuanya memang gelap.

Entah ini memang mati listrik atau memang sengaja, Minyoung terlalu overthinking jadi dia berpikir bahwa ini adalah sengaja.

Bisa saja gurunya itu sedang mencoba agar cctvnya tidak merekam kejadian dimana dia akan melakukan sesuatu yang jahat ke dirinya.

Minyoung's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang