Sebelum baca, vote dulu, lalu komen, ok thanks.
***
Seojin menatap sebal kearah Minyoung yang kemarin tidak datang ke les piano itu."Kenapa tidak datang?"
"Aku harus pergi kemarin, lagipula bukankah bagus jika aku tidak ada? Kamu akan dipuji abis-abisan oleh mentor kita," jawab Minyoung sambil tersenyum ke Seojin yang mengajaknya pergi keluar itu.
Tentu saja mereka perginya bareng sopir keluarga Seojin, karena Seojin yang mengajak pergi.
Minyoung tentu saja mau-mau saja, lagipula saat ini dia tidak melakukan apapun, dia hanya les piano saja, untuk belajar bukankah dia bisa belajar ke mama atau papanya sendiri.
Bisa jadi juga Minyoung belajar sendiri juga tentu saja bisa.
Tentang pujian itu, Minyoung selalu dipuji oleh mentor mereka sampai murid yang lain tampak sangat kesal, selalu saja Minyoung, apapun pasti Minyoung.
Minyoung juga pintar bernyanyi, suaranya bagus, dia bahkan pernah ikut kompetisi yang lumayan besar dan tentu saja dia menang.
Definisi sempurna yang sesungguhnya memang sudah ada di Minyoung, jadi jangan heran kalau Minyoung lumayan dikenal orang, kalau yang di sma saat itu agak aneh emang, apa karena mereka selalu di asrama jadi tidak tau apa-apa ya?
"Aku tidak berharap dipuji, lagipula bukankah yang iri itu anak-anak yang lain," balas Seojin membuat Minyoung tersenyum lagi, iyain aja deh, padahal aslinya Seojin suka kesal sendiri karena dia dipuji-puji, sifat iri mah sudah menjadi hal biasa gak akan aneh jika Seojin juga iri.
Walaupun Seojin itu termasuk definisi sempurna, karena keluarganya juga gak main-main, papanya dulu memang orang biasa saja tapi dia bisa sukses juga tanpa perusahaan dari keluarga mamanya itu.
"Iyain deh, nanti princess nangis," balas Minyoung sambil memakan macaron yang ada di kafe ini.
Mata Minyoung menatap kearah seseorang yang lumayan familiar baginya.
Bukan lumayan lagi tapi sangat familiar.
"Kak Seongjun!" panggil Minyoung dengan senang lalu cowok yang dipanggil itu menoleh sambil tersenyum lembut.
"Hai sayang, apa kabar?" tanya Seongjun sambil menghampiri sepupunya itu.
Seongjun ini anaknya Yeonjun dan Soobin, tapi sekolah di luar negeri, makanya jarang bertemu dengan Minyoung, tapi kalau gak salah Soobin suka menghampiri anaknya itu sih.
"Baik tau, kakak apa kabar? Baru pulang lagi kesini," jawab Minyoung sambil tersenyum ketika pipinya dimainkan oleh sepupunya itu.
Seojin cuma memperhatikan saja, demi apa sih Minyoung ini dikelilingi orang-orang tampan, teman sekelasnya tampan, terus cowok di hadapannya saat ini, lalu orang tua dan keluarganya semuanya tampan, dia gak habis pikir.
Walaupun Seojin seharusnya juga bangga kalau papanya tentu saja juga tampan.
"Baik, sebenarnya kakak emang bakalan selalu disini sih, soalnya mama nyuruh pindah sekolah disini saja, kakak mau ikut mama aja, lagipula papamu juga sudah mendaftarkan kakak di sekolah papamu dulu."
"Papa Minyoung?" tanya Minyoung dengan bingung, lalu sepupunya menganggukkan kepalanya.
"Kamu tidak tau kalau papamu juga termasuk orang penting di sekolahan itu? Dulu nenekmu yang menjadi orang penting disana sekarang sudah ganti menjadi papamu," balas Seongjun sambil tersenyum lalu menatap kearah teman sepupunya sambil tersenyum.
Minyoung akhirnya sadar kalau dia kesinikan sama Seojin.
"Ini teman Minyoung-"
"Anaknya tante Minseo kan? Kakak sudah tau, namanya Seojin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Minyoung's Journal
Fanfiction[On Hold] Spin off Never Ending. Ketika Minyoung baru saja masuk ke SMP, dirinya melihat ada banyak sekali hantu yang meminta bantuan ke dirinya, apakah dia perlu membantu hantu tersebut? #1 in rocketpunch || 060421 #1 in misteri || 270521 ➡️30.01.2...