Hello Sexy Readers,
Vote dan komen yang banyak
So, enjoy.
♥♥♥
Setelah dirawat selama tiga hari di rumah sakit, kondisi Lithania membaik. Hamizan kerepotan harus bolak-balik restoran – rumah sakit untuk menjenguk putrinya.
"Terima kasih banyak, Dokter Munawar." Hamizan menyalami tangan penuh kerutan itu.
"Sama-sama, Pak. Dijaga Litha jangan sampai HB-nya turun lagi. Kemarin bisa sampai delapan, rendah sekali."
Hamizan hanya dapat tersenyum simpul meski menyimpan rasa bersalah dalam hati. Selama Cassandra yang merawat, Lithania belum pernah sampai separah ini.
"Ibu Cassandra lama nggak ke sini."
Hamizan tahu pasti bahwa Dokter Munawar hanya berbasa-basi. Seharusnya dia tanggapi saja dengan basa-basi juga, tetapi jika dipikir ulang, akan tidak baik nantinya. Maka Hamizan mengatakan yang sebenarnya, "Kami sudah berpisah."
Dokter Munawar terperanjat. Sesaat kemudian keprihatinan tampak jelas di wajahnya. "Maaf, Pak Hamizan."
"Mungkin karena bukan ibunya yang merawat, Lithania jadi mudah drop. Saya memberikannya susu formula."
Perceraian selalu mengorbankan anak-anak. Dokter Munawar bukan konselor pernikahan. Bukan haknya menasihati. Maka dia hanya tersenyum sebagai tanda simpati.
"Baiklah, saya permisi, Dok." Hamizan berpamitan.
Dalam perjalanan menuju rumah, dia kebingungan. Tidak mungkin menitipkan Lithania di day care dengan keadaannya yang baru sembuh. Restorannya juga tengah sibuk. Bagaimana ini?
Setiba di depan pagar rumah, Hamizan mengernyitkan alis mendapati seorang perempuan berjongkok sembari memegangi koper. Usianya sekitar awal empat puluhan. Sederhana dengan rok terusan dan hijab besar terjulur menutupi dada. Sembari menggendong Lithania, Hamizan turun mendatangi perempuan itu.
"Cari siapa, Mbak?"
"Asalamualaikum, Pak. Saya Juwariyah. Disuruh Bu Fatma ke sini. Katanya untuk mengasuh anak bapak," ucap wanita itu langsung.
"Oh ya?" Hamizan masih tak percaya. Dia pun menelepon Fatma untuk menanyakan kebenaran.
"Asalamualaikum, Ma."
[Walaikumsalam, Mizan. Mama kirim Juwariyah ke rumahmu. Dia akan membantu mengasuh Litha.]
Hamizan dapat bernapas lega. Rupanya wanita ini memang utusan Fatma. Di tengah kesulitan seorang anak, hanya ibu lah yang peka bahkan sampai membantu meski dipisahkan jarak.
"Terima kasih, Ma," ucap Hamizan terharu.
Hamizan mengajak Juwariyah masuk dan menempati kamar asisten rumah tangganya yang dulu.
"Mbak tidur sama Litha saja, sekalian ngawasin dia. Kalau malam bangun, bikinkan susu. Kamar Mbak buat taruh barang atau kalau Mbak butuh privasi. Lithania ini sakit kanker darah. Mesti dipantau terus, 24 jam."
"Baik, Pak." Juwariyah mengangguk-angguk saja. Dia mengingat-ingat obat-obatan yang harus diberikan pada Lithania, jadwal minum susu, jadwal makannya, semua direkam menggunakan ponsel pintar.
"Ini perlatan yang biasa dipakai untuk membuat makanan Litha. Mbak bisa pakai?" tanya Hamzian saat menunjukkan food processor pada Juwariyah.
"Insya Allah bisa, Pak."
Selanjutnya Hamizan memperlihatkan isi kulkas. Dia sendiri yang mencuci serta memotong-motong sayuran lalu menyimpannya dalam wadah plastik. "Makanannya Lithania semua harus organik. Saya yang siapkan, selalu dimasukkan ke sini."
Juwariyah mengangguk untuk kesekian kalinya. Hamizan menganggap pengasuh baru ini sudah paham.
"Besok saya ke Bali, meninjau restoran di sana. Mbak saya tinggal berdua sama Litha. Baik-baik ya." Hamizan begitu mempercayai pengasuh ini sebab Fatma langsung yang merekomendasikan.
"Baik, Pak. Saya pernah mengasuh anaknya Bu Shinta yang sakit hidrosefalus," ucap Juwariyah percaya diri sembari menggendong Lithania.
Hamizan tenang sekarang. Cara menggendong Juwariyah juga terlihat ahli, tidak kagok sama sekali. Maka Hamizan pergi ke kamarnya sendiri dan menyiapkan pakaiannya untuk dibawa besok ke Bali. Menjelang jam makan malam, dia pergi ke dapur.
Juwariyah menyiapkan bubur labu, ayam, dan bayam merah untuk Lithania. Di mata Hamizan, hidangan kreasi Juwariyah terlihat lezat. Dia saja yang orang dewasa ngiler. Lithania pun bukan anak yang sulit. Langsung melahap apa pun yang disuapkan padanya.
Hamizan mengembuskan napas lega. Bersyukur menemukan orang yang tepat sebelum meninggalkan putri semata wayangnya. Hamizan pun dapat tidur dengan lelap.
♥♥♥

KAMU SEDANG MEMBACA
SEXY MISTRESS
RomantiekCassandra van den Heuvel merebut Hamizan Parama dari Mutiara, sahabatnya sendiri. Mereka menikah dan terlihat bahagia dengan kelahiran Lithania sementara Mutiara wafat meninggalkan Widi, suami barunya. Widi yang masih belum bisa melupakan Mutiara me...