Bab 81

352 60 3
                                    

Hello Sexy Readers,

Vote dan komen yang banyak.

So, enjoy.

Love,

Bella - WidiSyah WidiSyah

♥♥♥

Cassandra menyopir seperti dikejar setan saja, entah berapa kecepatan berkendara wanita itu? Setelah memutus sambungan dia bergegas ke kantor polisi, Cassandra menyempatkan menghubungi Widi melalui whatsapp, dia menginfokan kalau akan menjemput Lithania di kantor polisi. Widi pun berjanji akan menyusul secepatnya.

"Selamat siang, Pak. Di mana anak saya?" tanya Cassandra tanpa basa-basi.

"Selamat siang Ibu Cassandra. Anak Ibu tidak ada di sini."

"Lho? Tadi kata Bapak, ada kabar baik untuk saya?" Cassandra memelototkan mata, jika saja bukan ucapan polisi melalui telepon, dia tidak akan bergegas datang sampai tidak memikirkan keselamatannya sendiri.

"Mulai sekarang, saya yang akan merawat Litha, Ndra."

Cassandra menoleh saat mendengar suara pria, terlalu formal untuk seseorang yang dikenalnya. Pada kursi tunggu, Hamizan Parama duduk angkuh sambil menyilangkan kaki. Penampilan pria itu rapi dan mewah seperti biasanya. Kemeja Turnbull Asser biru langit dengan garis keemasan. Celana bahan kantoran terlihat cocok dengan tungkai panjang Hamizan. Hublot Big Bang melongkar di pergelangan tangannya. Jika dibandingkan Cassandra saat ini, mereka bagai langit dan bumi. Cassandra bahkan tak sempat mengganti pakaian rumahan karena buru-buru ke kantor polisi.

"Apa maksud kamu, Ham?"

"Apa ucapan saya masih kurang jelas untuk kamu? Saya yang akan merawat Litha."

Cassandra merasa kepalanya sudah berasap sekarang, sesaat dia sadar siapa dalang di balik menghilangnya Lithania.

"Jadi kamu yang menculik Lithania?"

"Nggak ada Ayah yang menculik putrinya sendiri." Hamizan mengekeh sambil mencibir.

Tolong, singkirkan semua barang yang bisa Cassandra lemparkan ke wajah mantan suaminya itu. Tangan Cassandra mengepal kuat, menahan amarah. "Terus apa namanya itu? Kamu mengambil Lithania dariku tanpa izin, Ham!"

"Bapak, Ibu!" Polisi yang semula hanya diam saja berusaha menengahi. "Karena ini adalah masalah keluarga, sebaiknya Bapak dan Ibu selesaikan dengan baik-baik."

"Pak, sebelumnya kami mempunyai perjanjian pra nikah jika hak asuh anak akan jatuh pada saya jika kami bercerai." Cassandra mendesah putus asa.

"Bukankah sesuai keputusan pengadilan, hak asuh anak jatuh ke tangan ibunya karena Litha masih di bawah umur," sela Widi. Pria itu baru saja tiba dan langsung duduk di samping Cassandra.

"Intinya, kami di sini hanya membantu Bapak dan Ibu melakukan mediasi," sahut polisi berpangkat Briptu itu dengan bijak.

"Saya akan membawa masalah ini ke ranah hukum kalau kalian berdua tidak bersedia menyerahkan Lithania."

"Ham! Litha itu sakit, dia butuh Mamanya." Cassandra menjerit kesal, Widi berusaha menenangkan istrinya dengan mengusap punggungnya.

"Cih! Lithania tidak butuh Mama yang lagi asyik keluar kota, berlibur dengan suami barunya." Hamizan kembali mencibir, menatap Cassandra dan Widi bergantian. Pandangan pria itu sarat akan kebencian. "Saya yang akan mengurus Lithania mulai sekarang. Putriku berhak mendapatkan perawatan yang terbaik."

Cassandra menarik napas panjang, lalu membuangnya melalui mulut. Dalam hati wanita itu masih tidak rela, tetapi Hamizan ada benarnya. Lithania memerlukan banyak biaya untuk pengobatan. Namun, bagaimana dengan kesibukan Hamizan? "Bukannya kamu super sibuk?"

"Saya sudah menyewa babysitter sekaligus perawat terbaik untuk Litha, Ndra. Kamu nggak usah pura-pura khawatir," sindir Hamizan lagi.

Sumpah demi apa pun, Cassandra terlalu muak berada di tempat sama dengan Hamizan. Dia ingin masalah ini segera selesai. "Kamu janji akan merawat Litha dengan baik, Ham?"

"Pertanyaan itu tidak pantas diucapakan oleh Mama yang melupakan anaknya," ucap Hamizan ketus. "Aku tak perlu berjanji, Lithania putriku, penerus Hamizan Parama. Tentu saja, aku akan merawatnya."

♥♥♥


SEXY MISTRESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang